Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, setelah bertemu dengan Romulo Valles, kepala Konferensi para Uskup negaranya, berjanji untuk tidak menghina gereja.
Menurut laporan IQNA dilansir dari Anadolu, seorang juru bicara untuk administrasi kepresidenan Filipina, Harry Roque mengatakan, pertemuan antara Presiden Rodrigo Duterte dan ketua uskup Filipina Romulo Valles adalah langkah pertama untuk menenangkan ketegangan Duterte dan Gereja Katolik setelah statemennya mengenai pembuktian Tuhan.
Duterte mengatakan pada pidato di kota Dafa pada Jumat (6/7) bahwa dia siap untuk mengundurkan diri jika terbuktikan keberadaan Tuhan dan berkata: Jika seseorang dapat membuktikan keberadaan Tuhan, dia akan berbicara dengannya dan menemuinya serta berurusan dengan Salafi, saya akan segera mengundurkan diri.
Statemen Duterte menyebabkan gelombang kritikan dari sekutu politiknya sampai salah satu uskup Katolik menggambarkannya sebagai "Sakit Mental."
Di sisi lain, juru bicara Roque terkait statemen presiden Duterte, yang menyatakan bahwa presiden memiliki hak untuk mengomentari agama, menyatakan bahwa ia telah dianiaya oleh seorang pendeta Kristen di masa kanak-kanak.
Perlu dicatat bahwa 80 persen dari populasi dewasa di Filipina, yang mencapai lebih dari 103 juta, adalah orang Kristen dan antara 5 - 10 persen adalah muslim.
(Anadolu/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar