Buletin dakwah “Kaffah” milik HTI yang terbit setiap Jum’at seringkali selalu menebarkan kebencian dan fitnah. Amaliyah warga nahdliyyin seringkali diserang, disesatkan, karena dinilai tidak sesuai al-Qur’an dan Sunnah. Pada edisi 53, 12 Dzulhijjah 1439 H/24 Agustus 2018 M, di bagian halaman akhir, kampanye anti Islam Nusantara digaungkan.
Dalam edisi tersebut, Buletin Kaffah mengunggah buletin yang sevisi dengannya, al-Wa’ie yang mengangkat tema “Islam Nusantara, Bukan Islam yang Sebenarnya”. Dalam wawancara di buletin itu, Shiddiq al-Jawi juga menegaskan bahwa Islam Nusantara tak sejalan dengan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Islam Nusantara bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah.
Dalam Buletin Jum’at ini, juga terdapat iklan tabloid “Media Umat” yang mengangkat tema “Ikhtiar Tumbangkan Negara Gagal”. Tema yang sangat sensitif dan bentuk provokator kepada warga negara.
Sementara di konten Buletin ini, redaksi memprovokasi pembaca agar negara ini segera menerapkan syariat Islam secara formal.
“Narasi yang dibangun dalam buletin ini ya menerapkan syari’at Islam secara formal. Agenda mereka ini ya mengganti Pancasila dan NKRI, sudah jelas. Buletin seperti ini akan selalu mereka produksi untuk memprovokasi umat. Makanya, kita harus waspada!,” tegas Budiono, aktivis masjid di Yogyakarta.
“Ini buletin milik HTI. Dulu, namanya Al-Islam. Sejak HTI dilarang, namanya berubah menjadi Kaffah. Isinya sama, selalu provokasi, menyesatkan amaliyah nahdliyyin, demokrasi haram, wajib mendirikan khilafah dan syariat Islam. Ya itu-itu saja, selalu. Masjid di sini selalu dapat buletin ini, padahal kita sudah minta untuk tidak dikirimi. Tiap Jum’at pagi, tiba-tiba selalu ada,” tegas Yayan yang juga seorang marbot masjid di Banguntapan. (amr)
(Bangkit-Media/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar