Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Saudi Bersihkan Kurikulum Sekolah dari Pengaruh Ikhwanul Muslimin. Mengapa?

Saudi Bersihkan Kurikulum Sekolah dari Pengaruh Ikhwanul Muslimin. Mengapa?

Written By Unknown on Jumat, 23 Maret 2018 | Maret 23, 2018

Menteri Pendidikan Arab Saudi, Dr Ahmed bin Mohammed al-Issa dan Mufti Saudi

Negara Saudi adalah negara mayoritas Islam yang menjadikan madzab Wahabi sebagai ajaran resmi (madzab) negara. Para ulama dan banyak hal yang berhubungan dengan keagamaan dipemerintahan dipegang oleh mereka-mereka yang berfaham Wahabi. Tetapi Wahabi itu bercampur dengan Ikhwanul Muslimin sehingga hubungan antar mereka sulit dipisahkan dengan jelas. Sementara disepakati dan mungkin diterima di kebanyakan negara Arab bahwa Ikhwanul Muslimin adalah organisasi radikal dan terlarang. Inilah mungkin mengapa upaya reformasi Saudi oleh Muhammad bin Salman, mau tidak mau juga menyisir pendidikan yang dianggapnya radikal dan membahayakan.

Pemerintah Arab Saudi kini tengah berusaha mengubah kurikulum pendidikannya agar bersih dari pengaruh Ikhwanul Muslimin. Selain itu, Pemerintah Saudi juga akan memberhentikan para staf pendidikan yang bersimpati terhadap organisasi yang dilarang di kerajaan tersebut.

“Pemerintah akan memerangi ideologi ekstremis dengan mengevaluasi kurikulum dan buku-buku sekolah untuk memastikan semuanya bersih dari agenda Ikhwanul Muslimin,” kata Menteri Pendidikan Arab Saudi Ahmed bin Mohammed al-Issa, Selasa (20/3/2018).

“Pemerintah juga akan melarang berbagai buku yang terkait Ikhwanul Muslimin dari semua sekolah dan universitas serta memberhentikan semua simpatisannya,” tambah Ahmed.

Pernyataan ini muncul setelah Pangerah Mohammed bin Salman dalam wawancaranya dengan stasiun televisi CBS, Minggu (18/3/2018), menyebut ideologi Ikhwanul Muslimin telah menginfiltrasi sekolah-sekolah di Saudi.

Sang putra mahkota yang bertekad menjadikan Arab Saudi menjadi negara Islam yang lebih moderat telah memangkas peran politik para ulama garis keras dalam sebuah reorganisasi di negeri itu.

Banyak anggota Ikhwanul Muslimin yang mencari perlindungan di Arab Saudi setelah mengalami persekusi di Mesir di masa pemerintahan Presiden Gamal Abdel Nasser pada 1960-an.

Di Arab Saudi, para simpatisan Ikhwanul Muslimin banyak yang bekerja di sektor pendidikan dan meleburkan diri ke dalam ideologi Wahabi Arab Saudi yang menuntut ketaatan penuh terhadap pemimpin.

(CBS/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: