Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyebutkan isu Suku Agama Ras dan Antargolongan atau SARA pada pemilihan umum dilatarbelakangi fitnah atau informasi yang kurang lengkap alias belum valid.
Pernyataan ini disampaikan Gus Sholah pada acara Pesantren Tebuireng bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia di halaman masjid pesantren setempat, Sabtu (4/8).
Kegiatan dihadiri para tokoh lintas agama, di antaranya perwakilan Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu, juga dihadiri oleh perwakilan Kodim, Polres, dan Banwaslu Jombang. Juga ikut serta perwakilan organisasi masyarakat lintas agama, Muspika dan Muspida Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
“Terjadinya isu SARA biasanya dilatarbelakangi oleh fitnah atau informasi yang kurang benar,” jelas Gus Sholah.
Ia menambahkan isu SARA banyak diproduksi untuk menjatuhkan calon lain. Hal ini karena informasi yang berkembang tidak disaring kebenarannya dan dikonsumsi dengan mentah oleh pembaca atau pendengar. Sementara itu, tokoh agamanya lambat mengantisipasi perkembangan informasi bohong atau hoaks tersebut.
“Isu SARA biasa muncul dilatarbelakangi oleh informasi tidak benar, yang disebut berita hoaks. Dan tokoh agama sering telat mengantisipasi hal ini,” pungkas Gus Sholah.
(NU-Online/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar