Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Hina KH.Ma'ruf Amin, Ini Balasan Menohok Koalisi Jokowi Yang Bikin Ratna Sarumpaet Mati Kutu

Hina KH.Ma'ruf Amin, Ini Balasan Menohok Koalisi Jokowi Yang Bikin Ratna Sarumpaet Mati Kutu

Written By Unknown on Minggu, 12 Agustus 2018 | Agustus 12, 2018

Inas Nasrullah (Foto: dok. pribadi)

Aktivis Ratna Sarumpaet mengkritik Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin yang maju sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2019 karena dinilai terlalu tua dan sakit-sakitan. Partai Hanura balik menyerang Ratna dengan sebutan 'sakit jiwa'.

"Seseorang divonis sakit jantung atau lemah jantung tentunya melalui pemeriksaan medis, bukan melalui mulut sompretnya Ratna Sarumpaet. Tapi seseorang yang sakit jiwa bisa langsung kelihatan dari ocehannya seperti Ratna Sarumpaet tuh!" kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah kepada detikcom, Minggu (12/8/2018).

Inas mengatakan Ratna tak bisa sembarangan memvonis Ma'ruf mengidap penyakit jantung. Dia menyebut pernyataan Ratna menunjukkan tanda-tanda sakit jiwa.

Dia pun menduga Ratna sebenarnya panik lantaran Prabowo Subianto tak berhasil merangkul ulama. Sementara Jokowi berhasil melangkah bersama Ma'ruf di Pilpres 2019.

"Kegelisahan si mulut sompret adalah cermin kepanikan kubu Prabowo karena Pak Jokowi dinilai melakukan langkah yang jitu karena memilih KH Ma'ruf Amin menjadi cawapres," tutur Inas.

Ratna Sarumpaet menyampaikan kritik terhadap Ma'ruf Amin yang dipilih Jokowi sebagai cawapres. Hal itu disampaikan Ratna lewat akun Twitter @RatnaSpaet.

Saat dikonfirmasi, Ratna mengaku mempertanyakan alasan Jokowi memilih Ma'ruf. Salah satu alasannya, Ma'ruf dinilai terlalu tua.

"Ya buat apa Ma'ruf Amin diambil sebagai wapres, secara usia uzur sakit pula, sakit jantung, lemah jantung kan dia. Orang boleh dong, aku bertanya-tanya dong, di politik kan mau apa," kata Ratna.


Ratna Serang Ma'ruf, NasDem Singgung Sejarah Prabowo

Aktivis Ratna Sarumpaet mengkritik penunjukkan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 dengan mengungkit 'Menolak Lupa Fatwa MUI'. NasDem menyarankan Ratna juga 'menolak lupa' terhadap sejarah Prabowo Subianto selama berdinas di satuan TNI.

"Kalau melawan lupa, baiknya Ibu Ratna ngecek melawan lupa versi Pak Prabowo. Semua peristiwa-peristiwa militer dulu yang menggunakan kekuatan pada saat jadi perwira tinggi militer itu apa saja riwayatnya," kata Sekjen NasDem Johnny G Plate kepada detikcom, Sabtu (11/8/2018).

Johnny mengatakan tentu ada sejumlah prestasi yang ditorehkan Prabowo ketika menjadi perwira militer. Namun, dia meminta Ratna tidak tutup mata terhadap peristiwa sejarah yang melibatkan Prabowo hingga disidang melalui Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

"Pasti ada kehebatan-kehebatan ya kan. Termasuk juga mengecek proses sidang Dewan Kehormatan Perwira. Kan ada tuh di YouTube. Tanyakan juga kenapa tidak dilakukan mahmakah militer yang di Puspom. Tanya juga saksi-saksi yang dulu terlibat di DKP. Ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), juga di situ kan, ada Pak Agum Gumelar, Pak Fachrul Razi yang dulu jenderal-jenderal yang masuk DKP," ujar Johnny.

"Buka semua file bagaimana cerita-cerita yang masih terekam di jejak digital media, bagaimana cerita di situasi terakhir pemerintahan Orba atau awal-awal reformasi. Jadi kalau mau semua disandingkan kebaikannya, rekam jejaknya, karya-karya untuk negara, termasuk penugasan-penugasan negara yang pernah dilakukan," imbuh dia.

Johnny pun berharap Ratna tak hanya mempertanyakan pencalonan Ma'ruf. Ia menyarankan Ratna meluangkan waktu untuk memelajari semua paslon di Pilpres 2019: Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga Uno.

"Jadi kalau mau bikin begitu, bikin yang baik semuanya dengan cara yang benar. Jangan pakai opini, tapi pakai data. Bagus juga kalau bertanya soal keempatnya, tanyakan semua, jadi tahu semuanya untuk memilih. Demokrasi harus begitu. Kami menyarankan tanya semuanya, agar masyarakat tidak seperti memilih kucing dalam karung," urai Johnny.

Sementara itu, soal kritik usia Ma'ruf yang dilontarkan Ratna, anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi menilai hal tersebut tak relevan. Menurut Taufiqulhadi Ma'ruf justru melengkapi Jokowi dalam sisi kedewasaan berpolitik.

"Sisi wise dari pak Ma'ruf Amin untuk melengkapi. Beliau juga bukan ulama salaf biasa, tapi ulama salaf plus," ujar Taufiqulhadi.

Dia juga menilai Ma'ruf sebagai sosok ideal untuk mendampingi Jokowi. Ma'ruf punya keahlian di bidang ekonomi.

"Karena dia juga bisa dianggap teknokratis, beliau punya keahlian yang dibutuhkan. Beliau ahli masalah ekonomi syariah. Latar belakang pendidikan beliau adalah ekonomi syariah. Maka ketika beliau bicara ekonomi keuatan, ini orangnya. Ekonomi kan sekarang persoalan penting. Jadi beliau ini ulama dan teknokratis," terangnya.

(Detik/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: