Ketidakpuasan publik AS terhadap Trump cukup beralasan, disamping perilakunya yang kontroversial dan cenderung kasar. Terdapat dugaan adanya kecurangan dan peran Rusia dalam kemenangan serta terpilihnya Trump.
Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia online, Trump berharap Jaksa Agung Amerika menghentikan penyelidikan tentangnya dan hubungannya dengan keterlibatan Rusia dalam kemenangannya.Presiden Donald Trump mendesak Jaksa Agung Jeff Sessions mengakhiri penyelidikan khusus dugaan keterlibatan Rusia dalam pemiihan umum Amerika Serikat 2016.
Melalui kicauannya di Twitter, Trump menyebut penyelidikan yang dilakukan penasihat khusus sekaligus mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Robert Mueller, tersebut sebagai aib negara.
“Ini adalah masalah dan Jaksa Agung Jeff Sessions harus menghentikan [penyelidikan] ini. Buru sekarang sebelum berlanjut,” tulis Trump di akun Twitter-nya, Rabu (2/7).
Trump juga mengklaim Mueller “benar-benar membuat masalah”.
Dikutip AFP, desakan ini merupakan salah satu permintaan langsung Trump kepada Sessions untuk mengintervensi penyelidikan dan menyetopnya.
Desakan Trump muncul di saat Mueller tengah menyelidiki keterkaitan pemecatan eks Direktur FBI James Comey dengan penyelidikan dugaan intervensi Rusia.
Kicauan Trump tersebut juga muncul di saat ketua tim kampanye Trump, Paul Manafort, tengah menjalani persidangan hari kedua terkait tuduhan dugaan penipuan perpajakan dan perbankan. Meski begitu, penyelidikan itu tidak secara langsung terkait skandal intervensi Rusia.
“Kolusi Rusia dengan kampanye Trump, salah satu berita hoaks total yang paling sukses dalam sejarah,” kata Trump.
Dia menganggap mantan ketua tim kampanyenya itu sebagai politikus AS yang dihormati karena pernah bekerja untuk Ronald Reagan dan Bob Dole.
“Dia bekerja kepada saya untuk waktu yang sangat singkat. Mengapa pemerintah tidak memberi tahu saya bahwa dia sedang diselidiki. Tuduhan initidak ada hubungannya dengan kolusi Rusia. Hoaks!” ucap Trump geram.
Gedung Putih berupaya meluruskan pernyataan orang nomor satu di AS tersebut, dengan menyebut bahwa kicauan Trump itu sepenuhnya hanya menyuarakan pendapat pribadi dan bukan bentuk perintah bagi Kementerian Kehakiman.
“Itu bukan perintah, itu pendapat presiden,” kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
Sanders menegaskan bahwa yang dimaksud oleh presidennya itu adalah “dia ingin penyelidikan itu segera berakhir atau selesai”.
Meski begitu, Sanders menolak segala tuduhan yang menyebut Trump berupaya menghambat proses hukum yang sedang berjalan.
“Presiden tidak menghalangi penyelidikan hukum tersebut. Dia hanya membela diri. Presiden menyatakan pendapatnya. Dia menyatakannya dengan jelas.”
(CNN-Indonesia/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar