Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan mempertahankan hubungan bisnis dengan Iran dan Rusia di tengah sanksi Amerika Serikat.
"Turki akan terus mengejar kepentingan ekonominya dengan negara lain tanpa menghiraukan sanksi Amerika, khususnya dengan Iran dan Rusia," kata Erdogan kepada wartawan di New York, Kamis (27/9/2018) seperti dikutip laman Tasnimnews.
Erdogan mengawali pernyataannya dengan menyinggung retorika Presiden AS Donald Trump tentang ketergantungan energi Jerman kepada Rusia.
"Trump mengkritik Jerman karena apa yang disebut ketergantungan pada gas alam Rusia, dan Turki juga menerima 50 persen dari gas alamnya dari Rusia," ungkapnya.
"Jika kita tidak menerimanya, warga Turki akan kedinginan di musim dingin," kata Erdogan ketika mengkritik pernyataan presiden AS.
"Sikap Turki terkait sanksi jelas sejak zaman kuno. Kami tidak dapat mengambil langkah mundur dalam (perdagangan) produk strategis," tegasnya. Ketegangan mewarnai hubungan Ankara dan Washington sejak terjadi percobaan kudeta di Turki pada 2016.
Ketegangan meningkat setelah Turki menangkap seorang mata-mata Amerika dan kemudian Washington menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Turki.
(Tasnim-News/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar