US warplanes flying over Syria.
AS sedang mempertimbangkan serangan udara dan rudal terhadap pasukan pemerintah Suriah jika mereka menggunakan gas klorin dalam operasi mereka untuk membebaskan Idlib.
Serangan AS juga bisa menargetkan posisi Rusia dan Iran di daerah itu, tulis Wall Street Journal pada hari Minggu (10/9).
Artikel itu menambahkan bahwa Pentagon mungkin merancang opsi militer, tetapi Presiden Trump belum memutuskan apa yang sebenarnya akan memicu respons militer atau apakah AS akan menargetkan pasukan militer Rusia atau Iran yang membantu pasukan pemerintah di Suriah.
"Pentagon sedang menyusun opsi militer, tetapi Trump belum memutuskan apa yang sebenarnya akan memicu respons militer atau apakah AS akan menargetkan pasukan militer Rusia atau Iran membantu Assad di Suriah, pejabat AS mengatakan," Wall Street Journal menulis.
Laporan itu menambahkan bahwa Washington belum memutuskan apakah penggunaan gas klorin bisa mengakibatkan serangan udara AS pada pasukan Suriah.
Menurut publikasi, jika Washington memutuskan untuk menyerang, itu mungkin akan berada pada skala yang lebih besar dibandingkan dengan serangan udara dan rudal yang sebelumnya diluncurkan di Suriah.
Jika itu terjadi, maka harus memutuskan apakah akan menyerang instalasi pertahanan udara Rusia dalam upaya untuk menimbulkan kerusakan maksimum pada pasukan Assad, tambah surat kabar itu.
Lebih Banyak Sanksi
"Saya tidak akan berkomentar mengenai rencana militer AS, tetapi penggunaan senjata kimia, sarin dan klorin serta penghinaan bagi kehidupan sipil oleh Assad telah didokumentasikan dengan baik dan bertentangan dengan stabilitas regional," kata WSJ mengutip juru bicara Pentagon Dana White.
Surat kabar itu juga telah menunjukkan bahwa AS dapat memberikan tanggapannya dengan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap pejabat Suriah. Surat kabar itu mengutip seorang pejabat senior pemerintahan di Washington yang mengatakan bahwa AS memiliki "alat politik, kami memiliki instrumen ekonomi, ada berbagai cara yang dapat kami lakukan jika Assad mengambil langkah yang sembrono dan berbahaya."
(The-Wall-Street-Journal/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar