Bahrain crackdown.
Ulama Bahrain telah mengecam pemilihan parlemen yang direncanakan sebagai "palsu," mengatakan pemilu seperti itu di sebuah kerajaan tersebut, yang telah merampas hak-hak dasar mayoritas rakyatnya, akan gagal untuk menipu opini publik dunia.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh jaringan TV berbahasa Arab Lua Lua, para ulama menyoroti kebijakan penindasan rezim Manama terhadap seluruh bangsa Bahrain, termasuk mayoritas Muslim Syiah dan juga Sunni.
Mereka mengatakan rezim Al Khalifah "tidak bisa menipu siapa pun di dunia" dengan mengadakan pemilu "palsu" dan "tidak dapat diterima".
Sistem yang berkuasa di Bahrain, kata pernyataan itu, didasarkan pada penolakan hak-hak mereka, merongrong peran anggota parlemen mereka dan menekan mayoritas politik kerajaan.
Para ulama juga menyerukan boikot pemilu yang dijadwalkan untuk 24 November.
Pemilu akan digelar bulan depan akan menjadi "penindasan terhadap negara Muslim," kata pernyataan itu, yang mendesak masyarakat untuk melanjutkan perlawanan mereka dalam menghadapi serangan penindasan rezim Manama terhadap suara-suara kritis.
Kelompok oposisi Syiah utama Bahrain, Masyarakat Islam Nasional al-Wefaq, yang dibubarkan oleh rezim yang berkuasa pada tahun 2016, telah mengumumkan boikot terhadap pemilu.
(Lua-Lua/Islam-Times/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar