Syarat tambahan bagi para pangeran adalah menandatangani surat sumpah setia kepada Pangeran Muhammad bin Salman, calon raja Arab Saudi.
Akhirnya terbongkar pula alasan sebenarnya dari pembersihan dilakukan Putera Mahkota Aab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman atas nama korupsi. Para pangeran, pejabat, dan konglomerat ditahan tersebut mesti menyerahkan harta mereka sebagai syarat untuk dibebaskan.
Dua orang sumber mengetahui hal ini mengungkapkan dalam beberapa kasus pemerintah Arab Saudi memaksa kaum supertajir dituding terlibat rasuah itu menyerahkan 70 persen harta mereka kepada negara, seperti dilansir surat kabar the Financial Times kemarin.
Siasat ini berhasil. Beberapa tahanan korupsi kelas elite itu bersedia menyerahkan harta mereka sebagai syarat pembebasan. "Mereka meminta tebusan dengan orang-orang ditahan di Ritz," kata salah satu sumber. "Serahkan harta Anda dan Anda bakal dibebaskan."
Arab Saudi sejak awal bulan ini menangkapi ratusan pangeran, pejabat, dan konglomerat dalam pembersihan atas nama kampanye antikorupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi diketuai oleh Pangeran Muhammad bin Salman.
Mereka yang ditahan termasuk pemilik Kingdom Holding Company Pangeran Al-Walid bin Talal dan Abdullah bin Sulaiman ar-Rajhi, putra dari konglomerat perbankan Sulaiman bin Abdul Aziz ar-Rajhi. Kebanyakan ditahan dalam Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi.
Seorang tahanan mengatakan kepada stafnya, pemerintah Arab Saudi meminta salah satu bisnis utamanya sebagai syarat pembebasan dirinya.
Bagi para pangeran, selain mesti menyerahkan harta mereka, syarat tambahan untuk dibebaskan adalah menandatangani surat sumpah setia kepada Pangeran Muhammad bin Salman, calon raja Arab Saudi.
Sumber Albalad.co membenarkan perundingan untuk pembebasan dengan membayar tebusan itu pun dipimpin langsung oleh Pangeran Muhammad bin Salman. Dia menambahkan salah satu alasan Pangeran Al-Walid dibekuk lantaran dia menolak ikut mendanai proyek kota raksasa Neom senilai lebih dari US$ 500 miliar. Dia menambahkan Pangeran Al-Walid dilepaskan akhir pekan lalu dan kemungkinan besar bersedia membayar tebusan.
Jaksa Agung Arab Saudi Saud al-Mujib pekan lalu bilang mereka yang ditahan atas nama korupsi berjumlah 201 orang. Sebanyak 1.700 rekening senilai lebih dari US$ 800 miliar telah dibekukan.
(The-Financial-Times/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Total kekayaan pangeran dan konglomerat Arab Saudi ditahan. (Al-Jazeera)
Akhirnya terbongkar pula alasan sebenarnya dari pembersihan dilakukan Putera Mahkota Aab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman atas nama korupsi. Para pangeran, pejabat, dan konglomerat ditahan tersebut mesti menyerahkan harta mereka sebagai syarat untuk dibebaskan.
Dua orang sumber mengetahui hal ini mengungkapkan dalam beberapa kasus pemerintah Arab Saudi memaksa kaum supertajir dituding terlibat rasuah itu menyerahkan 70 persen harta mereka kepada negara, seperti dilansir surat kabar the Financial Times kemarin.
Siasat ini berhasil. Beberapa tahanan korupsi kelas elite itu bersedia menyerahkan harta mereka sebagai syarat pembebasan. "Mereka meminta tebusan dengan orang-orang ditahan di Ritz," kata salah satu sumber. "Serahkan harta Anda dan Anda bakal dibebaskan."
Arab Saudi sejak awal bulan ini menangkapi ratusan pangeran, pejabat, dan konglomerat dalam pembersihan atas nama kampanye antikorupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi diketuai oleh Pangeran Muhammad bin Salman.
Mereka yang ditahan termasuk pemilik Kingdom Holding Company Pangeran Al-Walid bin Talal dan Abdullah bin Sulaiman ar-Rajhi, putra dari konglomerat perbankan Sulaiman bin Abdul Aziz ar-Rajhi. Kebanyakan ditahan dalam Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi.
Seorang tahanan mengatakan kepada stafnya, pemerintah Arab Saudi meminta salah satu bisnis utamanya sebagai syarat pembebasan dirinya.
Bagi para pangeran, selain mesti menyerahkan harta mereka, syarat tambahan untuk dibebaskan adalah menandatangani surat sumpah setia kepada Pangeran Muhammad bin Salman, calon raja Arab Saudi.
Sumber Albalad.co membenarkan perundingan untuk pembebasan dengan membayar tebusan itu pun dipimpin langsung oleh Pangeran Muhammad bin Salman. Dia menambahkan salah satu alasan Pangeran Al-Walid dibekuk lantaran dia menolak ikut mendanai proyek kota raksasa Neom senilai lebih dari US$ 500 miliar. Dia menambahkan Pangeran Al-Walid dilepaskan akhir pekan lalu dan kemungkinan besar bersedia membayar tebusan.
Jaksa Agung Arab Saudi Saud al-Mujib pekan lalu bilang mereka yang ditahan atas nama korupsi berjumlah 201 orang. Sebanyak 1.700 rekening senilai lebih dari US$ 800 miliar telah dibekukan.
(The-Financial-Times/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar