Budayawan kondang Emha Ainun Nadjib mengatakan, kelompok teroris ISIS di Timur Tengah sudah tamat. Namun, kata pria yang akrab disapa Cak Nun ini, keoknya kelompok yang sempat menduduki sejumlah kota penting di Suriah dan Irak ini sepi dari pemberitaan media massa.
Benteng terakhir ISIS di Kota Albukamal, Suriah, misalnya, telah diambi alih oleh pasukan Pemerintah setempat, 3 November. Dengan dukungan koalisinya, Damaskus berhasil merebut Kota yang telah diduduki ISIS sejak 2014 itu.
“ISIS sudah habis. Cuman, karena yang menghabisi (ISIS) bukan Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, tidak diberitakan,” kata Cak Nun dalam forum ‘Ngopi Bareng’ di Perth, Australia, 24 September, seperti ditayangkan via akun Youtube PengAjian.
Video ini telah dihapus: https://www.youtube.com/watch?v=whJR48rNbKk&list=PL2qU3yBPk_V8gOfxwCUdFAA8znQQ8TJb1&index=2
Pria yang juga kerap berkunjung ke Timur Tengah ini bilang, meski media informasi kian menjamur, masyarakat justru kesulitan mendapat pemberitaan yang benar.
Duta Besar Indonesia di Damaskus Djoko Harjanto mengakui terjadi kesimpangsiuran informasi terkait Suriah. Dalam wawancaranya dengan Republika tahun lalu, Djoko bilang, media yang didominasi Barat dikuasai oleh konglomrat seperti George Soros. “Berarti agendanya harus sesuai kepentingan mereka,” katanya.
Djoko juga mencontohkan media berbasis di Doha, Qatar, yang populer dengan nama Al Jazeera. Tahun lalu, ia bilang Qatar memusuhi Suriah, sedemikian sehingga media yang didirikan mantan emir Qatar itu tidak bersikap netral terhadap Presiden Bashar Assad.
Dalam konferensi pers di Perserikatan Bangsa-Bangsa akhir tahun lalu, jurnalis independen Eva Bartlett mengatakan, sumber media mainstream Barat terkait perang di Suriah tidak kredibel. “Apa yang Anda dengar di korporasi media, seperti BBC, Guardian, The New York Times – tentang Aleppo bertentangan dengan kenyataan,” kata perempuan yang kerap datang dan meliput langsung di Suriah ini.
Eva memberi contoh berita tentang Pemerintahan Assad yang tidak mendapat dukungan masyarakatnya. Berita ini tidak benar, katanya. Eva juga tidak pernah menyaksikan organisasi kemanusiaan beroperasi di Aleppo Timur seperti diberitakan media Barat dengan segala foto heroiknya itu.
Laporan lembaga riset berbasis di New York The Soufan Centre per 31 Oktober menyebut, setidaknya 400 lebih anggota ISIS telah pulang ke kampung halamanya di Inggris. Selain Inggris, tercatat 900 anggota lainnya pulang ke Turki, 800 ke Tunis dan 760 ke Saudi.[]
Foto website http://thesoufancenter.org/
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar