Oleh: Muhammad Zazuli
Ada tokoh nasional yang pernah teriak jihad anti pemimpin kafir tapi kini tersenyum bahagia saat anaknya dipinang jadi calon wakil gubernur kafir.
Ada mantan dosen yang dulu mengkampanyekan untuk merajut tenun keBhinnekaan tapi kemudian bersekutu dengan ormas radikal, rasis dan intoleran demi mengejar jabatan.
Ada pengacara penista 5 agama yang dulu terlibat aksi bela agama yang kecewa dan marah saat yang orang yang didukungnya tidak datang dalam peringatan aksi demo togel yang membuktikan bahwa aksi itu sebenarnya hanyalah rekayasa untuk menyingkirkan lawan politik.
Ada Bang Toyib yang dulu teriak jihad konstitusional tegakkan hukum di Indonesia tapi justru minggat dan lari dari hukum saat dijerat dan terlibat dalam 12 kasus pidana.
Itulah sebabnya masyarakat Barat yang jauh lebih pintar dan cerdas dari kita tidak suka mencampuradukkan agama dengan politik.
Pengalaman mereka selama 400-1000 tahun yang lalu telah mengajarkan bahwa politisasi agama hanyalah menciptakan generasi para munafik. Sad but true, menyedihkan tapi benar. Tapi begitulah kenyataannya. Tidak lebih, tidak kurang.
Saya jadi teringat kisah tentang anak pak Haji yang gemar judi. Seorang tetangga kemudian melaporkan hal itu pada Pak Haji : “ Pak Haji itu anaknya lagi main judi di pos ronda”. “ Astaghfirullah…..!!” kata Pak Haji. “Tapi menang pak “ kata si tetangga. “ Alhamdulillah……” jawab pak Haji spontan.
Salam Waras Sak Lawase
Judul Asli: Generasi Para Munafik
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar