Brigadier General Hossein Salami, the second-in-command of Iran's Islamic Revolution Guards Corps.
Seorang komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) telah menggambarkan Daesh sebagai produk dari badan intelijen AS, Saudi, Israel dan Emirati yang ditugaskan untuk menggulingkan pemerintah daerah.
"Layanan intelijen AS, Arab Saudi, Israel, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain, yang namanya tidak perlu kita sebut sekarang, menciptakan Daesh untuk menggulingkan pemerintahan Suriah," Brig Jen Hossein Salami mengatakan.
"Kami memiliki informasi bahwa pada tahun 2013 dan 2014, ratusan penerbangan kargo Amerika mengangkut amunisi untuk kelompok Takfiri di negara-negara tetangga," kata pejabat IRGC dalam sebuah acara TV live Sabtu (25/11) malam.
Salami juga mengatakan bahwa konflik di Lebanon, Suriah, Bahrain dan Yaman "merupakan akibat dari kejahatan dan sifat kriminal rezim Saudi, yang ingin membeli kredibilitas untuk dirinya sendiri dengan petrodolar."
Orang-orang Saudi adalah penghubung antara orang Amerika dan kelompok Takfiri, katanya, menambahkan bahwa mereka tidak membiarkan upaya untuk menggulingkan pemerintah Suriah dan membagi Irak.
"Ancaman Daesh sangat serius dan jika efek domino dari jatuhnya kota terus berlanjut, sebuah bencana besar akan mengancam dunia Muslim dan bahkan negara-negara lain," kata Salami.
"Namun, pasukan Iran mengakui ketepatan waktu dan tempat dan menyerang Daesh pada awalnya," tambahnya.
Iran membawa para penasihat militer ke Suriah dan kemudian ke Irak saat Daesh mendekati gerbang Baghdad, membantu mendorong kembali teroris Takfiri di berbagai bidang yang pada akhirnya mengubah arus dalam konflik tersebut.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei awal pekan ini, kepala pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani mengumumkan runtuhnya Daesh di Suriah dan Irak.
(Shafaqna/IRNA/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar