Saad Hariri, Lebanese Prime Minister speaks to his supporters outside his residence in Beirut, Lebanon.
Perdana Menteri Libanon Saad Hariri, yang baru-baru ini mpengundurkan diri di Arab Saudi, mengatakan bahwa dia tidak akan menerima sikap gerakan perlawanan Hizbullah jika hal itu membahayakan sekutu Arab Beirut.
"Kami tidak akan menerima posisi Hizbullah yang mempengaruhi saudara Arab kami atau menargetkan keamanan dan stabilitas negara mereka," kantor media Hariri mengutipnya dalam sebuah pertemuan dengan anggota Dewan Syariah Islam Tertinggi di Beirut pada hari Sabtu (25/11).
Hariri mengejutkan Lebanon pada tanggal 4 November ketika mengumumkan pengunduran dirinya dalam siaran langsung televisi dari Arab Saudi. Dia menuduh Iran dan Hizbullah menabur perselisihan di dunia Arab, sebuah tuduhan ditolak oleh kedua belah pihak.
Sumber senior yang dekat dengan Hariri dan pejabat tinggi Libanon mengatakan Riyadh telah memaksa Perdana Menteri Lebanon untuk mengundurkan diri dan menempatkannya di bawah tahanan rumah.
Presiden Libanon Michel Aoun menolak untuk menerima pengunduran diri Hariri, dengan menekankan bahwa dia ditahan di Arab Saudi yang melawan keinginannya.
Setelah kunjungan singkat ke Prancis, Mesir dan Siprus, Hariri kembali ke Lebanon pada 22 November dan menunda pengunduran dirinya.
Kelompok parlementer Hizbullah, Blok Loyalitas terhadap Perlawanan, menyambut Hariri kembali ke Lebanon dan menyuarakan "kepuasan besar" dengan perkembangan politik terakhir di negara ini. Dia mengatakan "pernyataan positif" Hariri yang terakhir mengindikasikan kemungkinan kembalinya ke Lebanon.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar