Presiden Joko Widodo meyakini Indonesia memiliki kapasitas yang cukup untuk turut serta menyelesaikan dan memediasi konflik yang terjadi di Afghanistan.
“Indonesia mempunyai kapasitas untuk ikut menyelesaikan perdamaian yang ada di Afghanistan,” kata Jokowi setelah menjamu delegasi dari Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan, di Restoran Grand Garden, di Kompleks Kebun Raya Bogor, 21 November
Menurut dia, Indonesia sudah menjadi model panutan bagi praktek Islam moderat yang penuh toleransi. Oleh karena itu, ia menyatakan Indonesia siap membantu Afghanistan menyelesaikan konflik sehingga tercipta perdamaian di wilayah tersebut.
Untuk kepentingan itu, dia mengatakan Indonesia akan memfasilitasi 35 anggota delegasi Majelis Tinggi Perdamaian dari Afghanistan untuk bertemu organisasi massa Islam termasuk NU dan Muhammadiyah.
“Sore ini akan ketemu Muhammadiyah, ketemu NU, ketemu ulama, ke pondok pesantren untuk melihat kenapa di Indonesia bisa rukun bersaudara,” kata Jokowi.
Ketua Majelis Mohammad Khalili menyampaikan rasa bangga berada di Indonesia hari ini bersama delegasi.
“Saya sangat senang bertemu dengan Presiden Joko Widodo hari ini. Kami membicarakan keinginan kedua negara agar terciptanya perdamaian di Afghanistan,” ujar Khalili.
Dengan mempertimbangkan pentingnya peran pemerintah dan juga ulama Indonesia, Khalili meminta bantuan dalam upaya perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. “Saya sangat senang permintaan tersebut dipenuhi dan kami berharap keterlibatan yang lebih erat dari Indonesia dalam proses perdamaian di Afghanistan,” ujar Khalili.
Pengalaman Indonesia dalam hal toleransi dan multikultural, menurut Khalili sangat penting untuk diterapkan di Afghanistan.[]
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar