Berbicara di sebuah forum di Washington pada hari Selasa (28/11/17), Kerry, salah satu arsitek dari perjanjian nuklir multinasional, membela dokumen internasional tersebut dan mengkritik pemerintah baru AS yang berusaha untuk menggagalkan perjanjian tersebut, media Israel melaporkan.
Mantan menteri luar negeri AS, John Kerry, mengatakan Israel, Arab Saudi dan Mesir mendesak Washington untuk segera "membom Iran" sebelum akhir kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan P5+1, dan Tel Aviv sangat berantusias dalam mendesak AS untuk melakukan serangan terhadap Iran.
Berbicara di sebuah forum di Washington pada hari Selasa (28/11/17), Kerry, salah satu arsitek dari perjanjian nuklir multinasional, membela dokumen internasional tersebut dan mengkritik pemerintah baru AS yang berusaha untuk menggagalkan perjanjian tersebut, media Israel melaporkan.
"Masing-masing mengatakan kepada saya, Anda harus mengebom Iran, satu-satunya hal yang akan mereka pahami saat itu," ungkapnya, merujuk pada mantan raja Saudi Raja Abdullah, mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu "benar-benar gelisah menunggu reaksi AS," tambahnya.
Tapi itu adalah "perangkap," ungkap Kerry, mencatat bahwa negara-negara Arab yang sama secara terbuka akan mengkritik Amerika Serikat jika mereka memilih untuk melakukan tindakan militer melawan Republik Islam Iran.
Kerry mengatakan bahwa usulan tersebut diajukan kepadanya saat dia menjadi ketua Komite Hubungan Luar Negeri dari tahun 2009 sampai awal 2013.
Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa - Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia dan China - ditambah Jerman menandatangani kesepakatan tersebut pada tanggal 14 Juli 2015 dan mulai menerapkannya pada tanggal 16 Januari 2016.
(Haaretz/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar