Kalimat “Imam Manshur” yang disebutkan dalam ziarah Asyura ini memiliki persyaratan bahwa siapapun tidak bisa disebut sebagai Imam Manshur, dalam ziarah ini Imam Manshur merupakan ungkapan dari seorang keturunan Rasulullah saww.
Shabestan News Agency, berkenaan dengan penjelasan makna “Imam Manshur” yang terdapat dalam ziarah Asyura, Hujjatul Islam Mahdi Ismaili menjelaskan bahwa kita dalam ziarah Asyura menjadikan Imam Husain as sebagai mukhatabnya, dan kemudian kita berkata ““dan aku memohon kepada-Nya agar menyampaikanku di kedudukan yang terpuji bagi kalian di sisi Allah dan mengaruniaku penuntutan atas darah kalian yang tertumpah bersama Imam Manshur dari Ahlul Bait Muhammad saww.”
Ia menambahkan, kalimat “Imam Manshur” yang disebutkan dalam ziarah Asyura ini memiliki persyaratan bahwa siapapun tidak bisa disebut sebagai Imam Manshur, dalam ziarah ini Imam Manshur merupakan ungkapan dari seorang keturunan Rasulullah saww.
Ungkapan ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa orang yang akan menuntut balas darah Imam Husain as dan para sahabat-sahabatnya yang syahid di Karbala haruslah dari Ahlul Bait Rasulullah saww, terangnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat bahwasanya di antara laqab Imam Zaman afs ialah “Imam Manshur” dan dengan mengacu pada riwayat yang ada disebutkan bahwasanya Imam Mahdi afs adalah orang yang akan menuntut balas tragedi Karbala.
Dan kelak Imam Zaman afs akan menuntut balas atas orang-orang yang telah menzhalimin Imam Husain as, dimana beliau afs dengan Syi’ar “Ya Latsaratil Husain as” juga akan menuntut balas atas orang-orang yang menjadi penghalang anugerah dan nikmat Imamah sehingga menghalangi orang-orang untuk mengambil manfaat dari nikmat Ilahi ini, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar