Gorden tersebut menjuntai menutupi seluruh jendela pintu kaca di pendopo yang berjumlah 10 sejak kemarin pagi. (Foto: Suara Pembaruan/Deti Mega Purnamasari)
Sejak Kamis (23/11), jendela pintu kaca di pendopo Balai Kota DKI Jakarta ditutupi gorden berwarna putih.
Berdasarkan pantauan SP gorden tersebut menjuntai menutupi seluruh jendela pintu kaca di pendopo yang berjumlah enam sejak kemarin pagi. Namun hingga Jumat (24/11) ini, gorden itu masih terpasang.
Salah seorang pegawai mengatakan, gorden tersebut dipasang supaya tidak ada warga yang mengintip aktivitas di dalam. Pasalnya setiap hari kerap datang warga ke Balai Kota untuk menyampaikan aduannya.
“Supaya warga tidak ngintip-ngintip,” ujarnya.
Dari pendopo Balai Kota, melalui jendela pintu kaca itu memang bisa langsung terlihat area ruang tunggu tamu Gubernur. Namun area tersebut baru terlihat jelas apabila dilihat dengan jarak yang dekat dari jendela kacanya.
Tidak hanya itu, di ruang tunggu juga jarang dilakukan aktivitas penting. Biasanya yang berada di sana hanya ada dua orang petugas pengamanan dalam (pamdal) yang berjaga. Namun belakangan, di era Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat ia menjamu tamu kerap dilakukan di ruang tunggu tersebut.
Pemandangan itu tentu saja berbeda dengan periode kepemimpinan sebelumnya, bahkan jauh sebelum itu. Terutama di era Jokowi-Basuki-Djarot, jumlah warga setiap harinya yang datang ke Balai Kota selalu melimpah. Namun ruangan jendela pintu kaca tersebut sama sekali tak pernah ditutupi sehelai benang pun, meski terkadang ada warga yang mengintip.
Apabila menjamu tamu dan bersifat internal, Jokowi-Basuki-Djarot kerap melakukannya di ruangan seberang Ruang TPUT. Namun jika jumlahnya banyak dan bersifat terbuka mereka biasa menjamunya di Balai Agung.
(Berita-Satu/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar