Seorang pemuda mengaku dari Sidogiri gagal paham puisi Gus Mus yang menyingung soal banyak orang beragama tapi justru lupa kepada tuhan. Akibat merasa paling benar, malah dia memaki-maki Gus Mus dengan sebutan taek.
Taek merupakan bahasa Jawa yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti tai alias kotoran manusia atau hewan. Menjijikan.
Akun Facebook pemuda ini bernama Jhogo We. Wajahnya bisa dilihat pada gambar di atas. Jhogo menyebut Gus Mus taek di kolom komentar postingan akun Tegar Ardian yang mengnunggah puisi Gus berjudul Ketika Agama Kehilangan Tuhan. Inti dari puisi tersebut merupakan sindiran bagi orang beragama, namun agama justru dijadikan untuk membunuh. Bahkan agama seolah diperlakukan seperti berhala, sedang tuhan justru dilupakan.
Postingan Tegar Ardian mendapat banyak komentqr dengan ribuan like. Banyak yang mengapresiasi dan beberapa akun minta ijin untuk menshare puisi tersebut. Eh, giliran si Jhogo We malah memaki-maki Gus Mus dengan sebutan tak pantas.
”Taek Gus.. Taek,” katanya. Astagfirullah!
Karena kelakuannya yang tercela itu, komentar Jhogo ramai dikomentari sejumlah akun, termasuk Tegar Ardian juga ikut nimbrung. Akhirnya ketahuan siapa dia dan bagamaimana cara berpikirnya.
Jhogo mengaku dirinya tinggal di Sidogiri. Dia juga mengakui pengikut habib yang disebut Tegar Ardian dengan habib ng*entot.
”Pantesan omonganmu seperti si habib ng*ntot ya..?”
“Isnya Allah semoga jadi pahala untuk saya,” jawab Jhogo justru merasa bangga dan menjadi ladang pahala. Tak sadar kalau ucapannya kotor dan tak mencerminkan kebaikan.
Setelah itu Jhogo bilang bahwa dirinya merasa kasihan dengan orang-orang yang setuju dengan puisi Gus Mus tersebut. Alasannya, menurut pikiran Jhogo puisi tersebut mengandung sekulerisme dan hanya melemahkan iman dan merasa tidak bangga dengan Islam.
“Ini kan jelas-jelas mengandung sekulerisme, hanya melemahkan iman,” katanya.
“Sudah saya katakan 22 menit yang lalu, jika postingan anda bisa melemahkan iman. Akan banyak yang merasa tidak bangga dengan islamnya,” tulis Jhogo setelah beberapa waktu perbincangan mengalir di kolom komentar tersebut.
Jogo juga mengaku NU, tapi dari pembicaraannya termasuk orang yang tidak mengakui Kiai Said Aqil sebagai ketum PBNU. Dia bilang NU Sidogiri dan Nunya Ustad Shomad. Bahkan dia terkesan pendukung negara Indonesia yang berdasarkan syariat Islam. Terlihat ketika Tegar Ardian bertanya pendapatnya tentang Islam Kaffah.
“(Islam kaffah) menyeluruh, baik politik, ekonomi, berbangsa,” katanya.
Namun, ketika ditanya apakah maksudnya Islam kaffah ala HTI atau Islam arus utama, Jhogo menjawab Islam Ahlusunnah wal Jama’ah.
Perdebatannya masih panjang tapi tidak jelas arahnya. Namun, bisa diketahui seperti apa watak dan cara berpikir Jhogo yang berkomentar taek atas puisis Gus Mus.
Link di bawah adalah puisi Gus Mus yang menyebabkan pemuda bernama Jhogo ini gagal paham. Silahkan dicerna dan direnungkan dengan hati tenang agar tidak ikut-ikutan gagal paham.
(Duta-Islam/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar