Nabil Shaath, an adviser to Palestinian Authority Chief Mahmoud Abbas.
Langkah AS untuk mengakui Al-Quds sebagai ibukota entitas Zionis akan berarti akhir dari upaya perdamaian Presiden Donald Trump terhadap konflik Israel-Palestina, seorang pejabat senior Palestina memperingatkan pada hari Selasa (5/12).
"Itu benar-benar menghancurkan kemungkinan bahwa dia akan berperan sebagai broker yang jujur," Nabil Shaath, seorang penasihat Kepala Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan kepada wartawan.
"Itu menghilangkan ... kesepakatan abad ini," tambahnya, mengacu pada janji Trump untuk mencapai kesepakatan damai yang sulit dipahami antara Israel dan Palestina.
Trump pada hari Senin (4/12) menunda keputusan apakah akan mengakui Al-Quds sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan AS di sana.
Gedung Putih mengatakan Trump akan melewatkan tenggat waktu untuk memutuskan pemindahan kedutaan dari Tel Aviv, setelah mendapat peringatan 48 jam dari sekutu dan panggilan telepon pribadi antara para pemimpin dunia.
"Kami belum meminta apapun di luar solusi dua negara," kata Shaath.
"Trump dan pemerintahannya melanggar itu, dan karena itu mereka tidak memainkan permainan itu dan kami tidak bermain dengan mereka dalam permainan itu."
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar