Negara-negara anggota Uni Eropa, seperti ditegaskan oleh Federica Mogherini, tidak akan memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem.
Mogherini menyampaikan keputusan tersebut setelah bertemu dengan Benjamin Netanyahu dalam sebuah jumpa pers resmi.
“Netanyahu sudah berkali-kali berharap supaya negara-negara lain juga memindahkan kedubes mereka ke kota Yerusalem yang sedang dijajah,” tukas Mogherini.
Sehubungan dengan program perdamaian yang akan diusulkan oleh Amerika dalam beberapa bulan mendatang, Mogherini menegaskan, “Jangan disangka bahwa Amerika bisa membentuk sebuah perundingan baru tanpa memperhatikan koridor internasional dan regional. Perdamaian ini sungguh amat jauh.”
Menurut penegasan Menteri Luar Negeri Uni Eropa tersebut, Uni Eropa tidak akan beraktifitas dalam program perdamaian untuk fase ini.
Mogherini juga mengisyaratkan tema pertemuan yang telah diselenggarakan dengan Netanyahu. Menurut pengakuannya, pertemuan ini terfokus pada kondisi Yerusalem dan proses perdamaian.
Netanyahu yang juga hadir bersama Mogherini dalam jumpa pers tersebut mengklaim, keputusan Donald Trump tersebut tidak akan mempengaruhi perdamaian. Sebaliknya, keputusan ini malah bisa memungkinkan perdamaian, karena ia telah mengakui realita, dan inilah eksistensi perdamaian.
Pertemuan Uni Eropa dengan Benjamin Netanyahu kali ini merupakan pertemuan yang tidak wajar. Netanyahu memanfaatkan pertemuan di Brussel ini sebagai sebuah kesempatan untuk mengajak bangsa Eropa mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, seperti halnya keputusan yang telah diambil oleh Amerika Serikat.
(Arab-24/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar