Sebagai reaksi atas keputusan Donald Trump, Presiden Amerika, dalam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, para tokoh Islam dan rabi Yahudi meningkatkan kerja sama untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.
Para tokoh Islam tersebut berasal dari seluruh kawasan Timur Tengah dan para rabi Yahudi itu berasal dari tanah pendudukan Palestina.
Sekarang telah terbentuk sebuah koalisi besar dari para tokoh Islam Timur Tengah dan para rabi Ortodoks Yahudi Palestina untuk bekerja sama melawan keputusan Trump tersebut. Mereka bertujuan mengurangi tensi ketegangan yang timbul akibat ulah Trump ini.
Menurut pengakuan jaringan antar agama ini, usaha mereka jauh lebih keras dan urgen dari semenjak Trump mengeluarkan pernyataan tersebut.
Koalisi ini terbentuk pada saat demonstrasi dan protes anti Trump masih terus berlanjut di kawasan Timur Tengah ini. Pasukan militer Israel bentrok dengan para demonstran Palestina. Serangan-serangan udara Israel telah menyebabkan minimal 12 orang warga Palestina gugur dan ratusan yang lain luka-luka.
Syaikh ‘Imad Falluji, salah seorang petinggi Hamas, menukaskan kepada The Art Newspaper, para ulama Islam dan tokoh Yahudi menegaskan strategi anti kekerasan demi mencegah warga sipil terbunuh.
Gerakan antar agama yang disebut oleh para tokoh agama dengan nama “Jaringan Agama Perdamaian” telah mulai beraktifitas dari sejak permulaan tahun 1990. Aktifitas gerakan ini membentang di seluruh tanah pendudukan Palestina, Gaza, dan Tepi Barat.
Fokus utama gerakan tersebut adalah memelihara perdamaian di Baitul Maqdis dan tempat-tempat suci yang terdapat di kawasan ini.
(The-Art-Newspaper/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar