Upaya diplomatik Amerika Serikat di Suriah akan berfokus pada langkah-langkah stabilisasi dan solusi politik untuk konflik di sana, namun tidak pada pembangunan negara, Sekretaris Negara Rex Tillerson mengatakan dalam sebuah pidato mengenai strategi AS di Suriah.
Sementara itu, Amerika Serikat telah mengirim tambahan diplomat ke Suriah sejak Mei untuk membantu mengatasi konflik di negara tersebut, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menekankan dalam sebuah pidato.
“Sejak Mei, Amerika Serikat telah mengirim tambahan diplomat ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah yang bekerja dengan PBB, mitra kami dalam koalisi global untuk mengalahkan ISIS [Daesh] dan berbagai organisasi non-pemerintah,” kata Tillerson.
Selain itu, Sekretaris Negara AS mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran militer di Suriah untuk memastikan bahwa kelompok teroris Daesh tidak muncul kembali di negara tersebut.
“Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran militer di Suriah yang berfokus untuk memastikan ISIS [Daesh] tidak dapat muncul kembali,” Tillerson menekankan dalam sebuah pidato mengenai strategi AS di Suriah.
Tillerson mencatat bahwa kemungkinan penarikan AS dari Suriah kemungkinan akan membantu Presiden Bashar Assad dan memberi Iran kesempatan untuk memperkuat perannya di wilayah tersebut.
Suriah telah dilanda perang sipil sejak tahun 2011, dengan pasukan pemerintah melawan banyak kelompok oposisi dan kelompok teroris.
Masyarakat internasional telah mengambil sejumlah langkah yang bertujuan untuk menyelesaikan krisis, termasuk melalui negosiasi di Jenewa dan Astana. Putaran terakhir perundingan Jenewa yang disahkan PBB berlangsung pada bulan Desember.
Keterlibatan Militer AS di Suriah belum disetujui oleh Dewan Keamanan PBB atau pemerintah Suriah.
(Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar