Salah satu pejabat pemerintah Myanmar mengabarkan pembangunan kamp dengan kapasitas 30 ribu orang untuk memindahkan para pengungsi muslim Rohingya.
Menurut laporan IQNA dilansir dari harian al-Quds al-Arabi, menurut kesepakatan antara pemerintah Myanmar dan Bangladesh, diputuskan proses pemulangan para pengungsi muslim Rohingya ke negaranya dimulai 22 Januari mendatang.
Menteri Pembangunan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Kembali, Win Myat Aye menegaskan, kamp Hla Po Khaung, yang saat ini sedang dibangun dengan kapasitas 30.000 orang, dimaksudkan untuk menyambut para pengungsi Rohingya yang telah terdaftar di pusat-pusat pemulangan di Myanmar.
“Pelbagai kelompok kerja dari Bangladesh dan Myanmar saat ini sedang mengkaji pemulangan pengungsi dari Bangladesh dan operasi pemulangan dimulai pekan depan,” imbuhnya.
Pada saat yang sama, sejumlah organisasi Hak Asasi Manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada awal bulan ini menekankan bahwa proses pemulangan para pengungsi harus bersifat sukarela dan orang harus kembali ke rumah asli mereka.
Phil Robertson, Deputi Direktur Human Rights Watch dengan memublikasikan sebuah pesan di sosial media menegaskan, berdasarkan kesepakatan yang sudah dilakukan, para pengungsi Rohingya dapat kembali ke desa-desa asli mereka dengan aman.
Disebutkan, 655.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan propinsi Rakhine di utara Myanmar ke Bangladesh karena serangan militer pasukan keamanan dan umat Buddha radikal dan sekarang ini tinggal dalam situasi yang sangat mengerikan di perbatasan Bangladesh - Myanmar.
(Al-Quds-Al-Arabi/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar