Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » , » Percikan Hikmah Dalam Kisah

Percikan Hikmah Dalam Kisah

Written By Unknown on Senin, 19 Februari 2018 | Februari 19, 2018


Seperjalanan

Pada suatu hari, Nabi Saw. pergi ke suatu tempat bersama beberapa sahabat. Di tengah perjalanan, beliau berkata, “Sembelihlah seekor kambing dan buatlah santapan hari ini darinya!”

Seorang sahabat menyambut, “Aku yang akan menyembelih kambing.”

Sahabat lain menimpali, “Aku yang akan mengulitinya.”

Sahabat ketiga menyahut, “Aku yang akan memotong-motongnya.”

Sahabat keempat menyusul, “Biar aku yang memasak dan menghidangkan makanan.”

Sementara itu, Nabi Saw. berkata, “Dan aku yang akan mengumpulkan kayu bakarnya.”

Mendengar itu, para sahabat menyela, “Ya Rasulullah! Biarkan kami saja yang melakukan semua pekerjaan ini.”

Nabi Saw. menjawab mereka, “Aku tahu kalian mampu melakukan semua semua pekerjaan ini, akan tetapi Allah Swt. tidak suka kepada orang yang mengistimewakan dirinya di tengah teman-teman seperjalanannya.” Lalu Beliau pun segera bangkit dan mengumpulkan kayu bakar.[1]


Pemuka Kabilah

Tatkala Nabi Saw. menyiapkan bala tentara untuk perang Tabuk salah satu dari tokoh Bani Salmah yang bernama Jad bin Qais (yang belum sempurna imannya) menemui beliau seraya berkata, “Berilah izin kepadaku untuk tidak ikut serta dalam perang ini, dan jangan kau jerumuskanku ke dalam lembah dosa dan kenistaan! Karena aku adalah orang yang suka mengumbar nafsu. Setiap pandanganku jatuh pada perempuan membuatku terpedaya dan terbuai olehnya, hingga aku akan menjadi korban tipu daya mereka dan tidak mampu lagi berperang serta berlumuran dosa.”

Nabi Saw. pun memberikan izin kepadanya untuk tidak ikut serta dalam perang Tabuk. Berkenaan dengan peristiwa ini turun sebuah ayat yang berbunyi:

“Di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah!” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” (QS at-taubah: 49)

Dalam ayat ini, Allah Swt. mengecam perbuatan orang tersebut. Seketika itu pula, Nabi Saw. menghadap kabilah Bani Salmah dan bertanya, “Siapa pemimpin kalian?”

Mereka menjawab, “Jad bin Qais, si bakhil dan penakut itu.”

Maka, Nabi Saw. bersabda, “Seburuk-buruknya penyakit adalah bakhil.” Beliau melanjutkan, “Pamimpin kalian sekarang adalah Basar bin Bara‟; pemuda berkulit putih itu. Dialah lelaki pemberani, dermawan dan orang yang menyenangkan.”[2]








Sumber: Dikutip dari Percikan Hikmah dalam Kisah Jilid V  oleh Mahmoud Nashiri


Catatan Kaki:

[1] Bihar Al-Anwar: jil. 76; hal. 273.
[2] Bihar Al-Anwar: jil. 21; hal. 193.


(Karimah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: