Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » , » Suriah: Barat Memfitnah Kami Mengenai Kepemilikan Senjata Kimia

Suriah: Barat Memfitnah Kami Mengenai Kepemilikan Senjata Kimia

Written By Unknown on Jumat, 09 Februari 2018 | Februari 09, 2018


Pemerintah Suriah ketika menjawab klaim komite penyidik yang berafiliasi dengan Dewan HAM PBB terkait penggunaan senjata kimia oleh Damaskus menyatakan, Suriah tidak memiliki senjata seperti ini.

Hussam Addin Ala, wakil tetap Suriah di Jenewa hari Jumat (8/9) di pesannya kepada ketua Dewan HAM PBB seraya menekankan bahwa Damaskus tidak memiliki senjata kimia menjelaskan, penggunaan senjata kimia sebuah kejahatan.

Wakil tetap Suriah di markas PBB di Jenewa mengingatkan, meski ada peringatan berulang Damaskus atas perilaku menyimpang tim penyidik PBB, komite ini masih tetap melanjutkan tudingan palsunya terhadap Suriah.

Tujuan dari klaim palsu terhadap Suriah seperti ini serta sikap komite dan organisasi di bawah PBB adalah agitasi untuk mempersiapkan kondisi penggunaan lebih besar senjata kimia oleh kelompok teroris demi mencegah kekalahan telak mereka di Suriah.

Tujuan dari kelompok teroris Daesh menggunakan senjata kimia adalah mencegah kekalahan total dan menciptakan ketakutan lebih besar di tengah warga Suriah sehingga mereka akan dipaksa untuk menerima kerakusan kelompok teroris.

Dalam hal ini, Kamal Jafa, pengamat militer dan strategis Suriah mengatakan, dakwaan terbaru kepada pemerintah dan militer Suriah dilakukan untuk meraih dua tujuan politik dan militer bagi kelompok teroris.

Di kondisi seperti ini, negara-negara sponsor teroris seperti pemerintah Barat dan sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi, juga menolak menghentikan dukungan total mereka kepada kelompok teroris dan secara praktis mereka kian mempermudah kelompok teroris memiliki senjata kimia.

Dalam koridor ini, sponsor teroris di Suriah melalui aksi-aksi makarnya berencana memutarbalikkan realita di Suriah. Menyusul aksi ini, bahkan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag dengan memanfaatkan pengaruh sejumlah negara anggota juga mengambil keputusan anti pemerintah Suriah dan menebar agitasi anti Damaskus.

Pemerintah Suriah ketika menjadi sasaran Barat, dalam koridor resolusi Dewan Keamanan selama beberapa tahun terakhir, seluruh bahan kimia negara ini telah diserahkan kepada OPCW dan PBB juga mengakui kerjasama konstruktif Damaskus dalam hal ini.

Dmitry Babich, pengamat asal Rusia menekankan, “Suriah tidak memiliki senjata kimia dan tudingan terhadap Damaskus dapat dinilai dalam koridor konspirasi total terhadap Suriah.” Ia menjelaskan bahwa OPCW di tahun 2013 meraih hadiah nobel perdamaian karena sukses melucuti senjata kimia Suriah secara total.

Kontradiksi sikap masyarakat internasional termasuk berbagai organisasi di bawah PBB terkiat krisis Suriah mengindikasikan mereka berada di bawah dikte Barat. Transformasi internasional membenarkan hal ini bahwa seiring dengan perubahan lebih besar di konstelasi kekuatan di lapangan yang menguntungkan penguasa Suriah, dan kemenangan besar militer dan pasukan relawan rakyat Suriah dalam melawan teroris, konspirasi dan agitasi terhadap negara ini juga mulai mengarah ke dimensi yang berbahaya.

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: