Kondisi Ghouta Timur (Foto: AFP)
Militan yang berurat berakar di pinggiran Damaskus, Ghouta, telah menyerang sebuah konvoi warga sipil yang berusaha keluar dari Ghouta, dan menembaki daerah di mana sanak saudara mereka dan wartawan telah menunggu, kata militer Rusia.
Kelompok bersenjata tersebut menembaki sebuah konvoi sipil dari sekitar 300 keluarga, yang berusaha meninggalkan Ghouta Timur melalui sebuah koridor kemanusiaan, juru bicara Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah, Mayor Jenderal Vladimir Zolotukhin, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis. Konvoi tersebut berada di bawah api hanya satu kilometer dari pintu keluar, di mana kerabat warga Ghouta Timur sedang menunggu dengan wartawan. Tidak segera jelas apakah ada korban jiwa dalam serangan tersebut, namun setidaknya tiga mobil dilaporkan hancur akibat tembakan tersebut.
Militan kemudian membuka tembakan mortir di area keluar. Tidak ada yang terluka dalam serangan kedua, karena warga sipil dan wartawan di wilayah tersebut semuanya segera dievakuasi.
Militan Ghouta Timur telah memblokir warga sipil untuk meninggalkan pinggiran kota, melepaskan tembakan ke koridor kemanusiaan yang didirikan oleh pasukan pemerintah Suriah dan Pusat Rekonsiliasi Rusia pada tanggal 27 Februari. Kementerian Pertahanan Rusia telah menuduh militan menggunakan warga sipil sebagai manusia perisai, mengatakan bahwa mereka menyabotase upaya bantuan PBB.
Pada hari Minggu, militan memberlakukan jam malam dan secara terbuka menghukum warga sipil karena pelanggaran dalam upaya nyata untuk mencegah mereka melarikan diri dari Ghouta Timur, kata kementerian tersebut. Berita tersebut, bagaimanapun, tidak memancing reaksi apapun di Barat, di mana laporan media arus utama dan pejabat di Washington malah terjebak pada narasi anti-Rusia.
Gedung Putih telah menuduh Rusia membunuh warga sipil di daerah tersebut dan mengabaikan kondisi jeda 30 hari kemanusiaan di Suriah, yang diperkenalkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).Moskow telah menggambarkan tuduhan ini sebagai “salah,” dan menuduh AS munafik.
Militer Rusia telah menuntut agar kelompok-kelompok yang menduduki Ghouta Timur membiarkan warga sipil melarikan diri. Pada hari Senin, militan dan keluarga mereka ditawari jalan bebas dari kota, serta jaminan keamanan, dalam upaya untuk mengurangi situasi.
(AFP/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar