Direktur masjid pertama pengikut Ahlulbait (as) di Windhoek, ibukota negara Afrika Namibia, menyebut penyelenggaraan konferensi bulanan tentang Islam - Kristen dan sumbangan buku-buku Islam kepada pemuda Kristen sebagai faktor kecenderungan mereka terhadap Islam.
Hujjatul Islam Abul Fadhl Saboori, mubalig agama, penulis buku Alquran dan Islam, serta direktur masjid Quba di Windhoek mengatakan kepada kantor berita IQNA, Namibia adalah negara Kristen yang memiliki sedikit muslim. Secara khusus, jumlah orang Syiah sangat minim, mungkin dalam jumlah keluarga terbatas, namun dakwah di negara ini bebas dan seseorang tidak melarang dakwah tersebut.
Aktivitas Dakwah
Hujjatul Islam Abul Fadhl Saboori mengatakan, saya memasuki Universitas Imam Shadiq (as) pada tahun 1999, dan saat itu saya sedang belajar pelajaran-pelajaran hauzah. Saya memasuki hauzah ilmiah Qom pada tahun 2002. Sebelum itu, saya menjadi tamu di hauzah ilmiah Masyhad di sekolah Ayatullah Marvarid, selama enam bulan.
Saya mulai belajar di hauzah ilmiah Qom dari jenjang enam dan mengikuti pelajaran bahtsul Kharij di tahun 2006. Saya dikirim untuk berdakwah ke Polandia untuk pertama kalinya di tahun 2013, dan perjalanan ini diulang lagi pada tahun berikutnya, dan untuk beberapa waktu saya menjadi imam jamaah di masjid Selandia Baru, namun hal ini tidak dilanjutkan karena masalah keuangan.
Sejak awal bulan Ramadhan tahun lalu, saya datang ke Namibia dan kota Windhoek dan memulai dakwah Islam di kota ini.
Sejumlah Umat Kristen Memeluk Islam
Hujjatul Islam Abul Fadhl Saboori menyatakan bahwa selama ini orang-orang Kristen memeluk Islam selama percakapan dengan mereka. Mereka diberi beberapa buku yang diterbitkan dan memeluk Islam setelah mempelajari Islam.
“Dua orang Kristen secara resmi mengumumkan kemuslimannya pada saat mereka datang ke masjid,” imbuhnya.
Saboori menegaskan, salah satu imam Sunni memeluk mazhab Syiah setelah sepekan diskusi, dan untuk pertama kalinya, masjid Quba memiliki seorang imam dari kalangan komunitas Syiah, yang mana kami putuskan untuk dikirim ke Iran dalam waktu yang singkat untuk belajar lebih banyak tentang ajaran Syiah.
Para Remaja dan Konferensi Islam – Kristen
Direktur Masjid Quba mengisyaratkan penyelenggaraan konferensi antar agama dan mengatakan bahwa jumlah anak muda di masjid Quba sangatlah minim dibandingkan dengan masjid-masjid lainnya. Namun, kami dapat menarik sejumlah pemuda Kristen ke masjid dan dengan bantuan mereka, kami mengadakan konferensi bulanan antar agama, dan di situ ada mahasiswa Kristen, rabi Yahudi dan pendeta Kristen, yang memiliki hasil bagus.
Dia menambahkan, kami mencoba mengadakan konferensi ini di Universitas Windhoek dan menggunakan televisi untuk menyiarkannya, kami juga mencoba mendakwahkan Islam di sekolah-sekolah Namibia, dan tujuannya adalah memerangi Atheis dan terlepas dari Islam adalah mengajak orang-orang kepada Tuhan.
Cara Memikat Para Remaja ke Masjid
Hujjatul Islam Saboori menekankan penarikan para pemuda ke masjid: tugas para mubalig adalah dirinya menemui para pemuda, dan kami pergi ke salah satu sekolah Windhoek dan mengenalkan Islam melalui sebuah program, namun kami juga berharap bisa masuk ke universitas-universitas dan kami mengenalkan Islam di sana, yang telah dilakukan koordinasi dengan salah satu universitas dalam hal ini, dan kami akan mengadakan beberapa kursus di universitas ini.
Persatuan Lemah Umat Muslim
Hujjatul Islam Saboori mengkritik persatuan lemah di kalangan umat Islam di Namibia dan mengatakan, sayangnya, umat Islam di Namibia tidak bersatu. Ada 4 masjid aktif di Windhoek, dua masjid di bawah perlindungan salah satu negara Islam yang mendakwahkan anti Syiah, dan tidak berhasrat untuk melakukan kerjasama kendati kami siap untuk bekerja sama, dan bahkan melarang umat muslim hanya sekedar mendatangi satu-satunya masjid Syiah Windhoek. Karena itu, dari aspek ini tidak ada persatuan antar umat Islam di Namibia,
Dia menambahkan, di masjid Quba, yang menurut pendapat beberapa merupakan masjid pertama di Namibia, dan satu-satunya masjid Ahlulbait (as) di negara ini, selain orang-orang Syiah juga hadir orang-orang Sunni, dan mayoritas merekalah yang hadir di masjid tersebut, terutama pada hari Jumat, dan seringkali orang-orang Sunni ini membantu untuk memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dan ini adalah poin yang penting dan kami berupaya seperti para imam jamaah sebelumnya, menjaga persatuan ini, selain menyebarkan ajaran Ahlulbait (as) dan pesan mereka, namun kami tidak memaparkan ucapan-ucapan yang kontradiksi dengan persatuan.
“Kami di sini mengalami kesulitan. Kami dihadapkan dengan permasalahan yang baru pertama kalinya kami menghadapi masalah ini sejak 30 tahun dari pendirian masjid Quba ini, yang permasalahan tersebut tidak ingin saya jelaskan, namun setelah beberapa bulan akhirnya kami dapat menyelesaikan masalah tersebut, dan orang-orang muslim yang telah meninggalkan masjid ini, akhirnya kembali lagi,” tegasnya.
Beberapa masalah terselesaikan namun kurangnya fasilitas masih tetap ada.
Aktivitas Qurani
Hujjatul Islam Saboori menyatakan, selama bulan suci Ramadhan, kami mengundang salah seorang qori Mesir dan mengadakan kelas edukasi Alquran.
Dia menambahkan bahwa salah satu program masjid tersebut adalah peluncuran kelas bacaan mudah dan hafalan Alquran dalam waktu dekat.
Saboori melanjutkan, program masjid lainnya adalah kesinambungan aktivitas dalam bidang tulisan-tulisan Alquran, dan sekarang karya-karya sebelumnya diberikan kepada para peminat di pelbagai kesempatan.
“Saya mulai menulis buku dalam perjalanan dakwah ke Selandia Baru, dan sejauh ini saya telah menulis 10 buku dalam bahasa Inggris dan 2 buku dalam bahasa Farsi, termasuk Beografi Nabi saw, nasehat dan pemikiran terbaik tentang Firman Allah, yang sebagian besarnya membahas tentang Alquran,” ucapnya.
Saboori juga mengisyaratkan tiga bukul lainnya yang berjudul keluarga dalam Islam, kebahagiaan, pesan terbesar dan catatan seorang mubalig, yang akan segera dicetak dan dipublikaiskan dan mengungkapkan, buku "Kata-kata Mulia (noble Words) Alquran al-Karim" diperkenalkan langsung kepada pembaca.
Cara Paling Efektif untuk Menyebarkan Islam di Negara non-Muslim
Saboori mengatakan, dakwah di pelbagai negara amatlah berbeda sesuai dengan melihat fasilitas masing-masing negara.
Dia menambahkan, jumlah umat Islam di setiap negara amatlah penting, misalnya di sebuah negara ada beberapa pemuda muslim yang terlibat dalam hal dakwah, dan periode sebelumnya kami memiliki kesempatan seperti itu, dan di Windhoek, 40 Muslim muda mengumumkan kerjasama, dimana kami menyelenggarakan kursus edukasi dakwah untuk mereka sehingga di pelbagai titik kami dapat menjawab pertanyaan dan syubhat tentang Islam dan bahkan terkadang mengajak ke Islam.
Saboori menegaskan, metode yang paling penting adalah metode praktis, karena seringkali tidak memungkinkan untuk berbicara, dan seorang mubalig harus masuk ke audien sendiri dan bertindak sebagai seorang dokter.
Dia mengatakan, produksi konten berdasarkan kebutuhan audien dan area dakwah sangat memiliki prioritas penting dan konten tertulis, audio dan video, hadir di universitas, menghadiri daerah yang kurang beruntung dan bahkan kadang-kadang rumah sakit, panti asuhan, mencoba untuk hadir di radio dan televisi, mengetahui audien dan wilayah serta mendidik personel adalah hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang mubalig.
“Salah satu syubhat yang ada di Windhoek adalah tuduhan kepada orang-orang Syiah bahwa orang Syiah tidak berurusan dengan Alquran dan lebih memperhatikan doa. Oleh karena itu, kami menyampaikan khotbah salat Jum'at di masjid Quba dalam semacam interpretasi ayat-ayat Alquran dan saat ini kami telah memilih subjek Takwa dalam Alquran dan kami mengemukakan masalah ini setiap pekan guna menjawab pertanyaan ini,” tegasnya.
Berikut ini ada sebuah video tentang karya Hujjatul Islam Saboori
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar