Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dengan mengeluarkan sebuah statemen, mengumumkan bahwa sejak awal 2018, lebih dari 1.000 imigran tenggelam di laut Mediterania.
Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Quds al-Arabi, Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dengan mengeluarkan pernyataan, mengatakan bahwa sejak awal 2018, lebih dari 1.000 imigran tenggelam di laut Mediterania.
Dalam statemen tersebut, selain mengungkap rasa penyesalan yang dalam atas tenggelamnya sekelompok imigran di Libya, juga menegaskan perlunya mengambil langkah-langkah internasional untuk memperkuat upaya penyelamatan di laut.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), hari Kamis mengatakan; melansir dari para imigran yang diselamatkan di laut Mediterania mengumumkan, bahwa 220 migran yang ingin pergi ke negara-negara Eropa tenggelam di Laut Mediterania, dekat pantai Libya selama beberapa hari terakhir.
Instabilitas di Libya dan tidak adanya kepemerintahan pusat yang kuat telah menyebabkan kekurangan kontrol atas wilayah pesisir dan garis pantainya, karena dekat dengan Italia, berubah menjadi tempat penyelundupan pedagang manusia. Libya berjarak kurang dari 300 km dari negara-negara Eropa yang terletak di sebelah utara Laut Tengah.
Sejak runtuhnya pemerintah negara mantan Muammar Gaddafi, Libya dalam keadaan perang dan kerusuhan pada tahun 2011, sampai saat ini ada dua pemerintahan di negara ini: konsensus nasional, yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj di Tripoli, didukung oleh masyarakat internasional, dan Pemerintahan Thubruq lainnya di Libya timur dipimpin oleh Abdullah al-Thani, yang disetujui oleh Jenderal Haftar, komandan militer negara itu.
(Al-Quds-Al-Arabi/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar