Oleh: Manuel Mawengkang
Anies sedang bermain seperti Tuhan. Ia tidak pernah salah. Pendukungnya pun menganggap diri gak bener ini sebagai Tuhan. Setiap yang dibuat pemerintah pusat, diklaim.
Lihat saja jalan Sudirman. Setiap yang ia kerjakan, ia dipuja-puja bak jenderal yang megah diagung-agungkan dan sedang mengatur di atas seekor unta.
“(Kita) enggak punya warisan Kali Item. Ini karena dulu enggak diperhatikan, jadi kita punya warisan Kali Item. Sekarang diperhatikan…
Problem ini bukan problem yang munculnya bulan lalu. Ini adalah masalah yang sudah menahun dan di masa-masa lalu tidak diselesaikan. Jadi, kami terima warisan masalah ini…
Lalu kita buat langkahnya. Satu, dengan melakukan penutupan untuk mengurangi satu, pemandangan, yang kedua adalah utamanya evaporasi, penguapan…
Jadi Insya Allah nanti pada saat pelaksanaan Asian Games Insya Allah nanti akan bisa minimal aroma dari tempat itu tidak kuat lagi..”
kata Anies di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018).Anies sedang bermain seperti Tuhan. Ia tidak pernah salah. Pendukungnya pun menganggap diri gak bener ini sebagai Tuhan. Setiap yang dibuat pemerintah pusat, diklaim.
Lihat saja jalan Sudirman. Setiap yang ia kerjakan, ia dipuja-puja bak jenderal yang megah diagung-agungkan dan sedang mengatur di atas seekor unta.
Keberadaan Anies di Jakarta adalah maha benar dengan segala pengikut fanatiknya. Saking fanatiknya, para pendukung pun tega-teganya mengusir Haji Djarot dari rumah-Nya. Karena Djarot menyembah Tuhan, sedangkan pendukung menyembah Anies.
Maha benar Anies dengan segala yang diucapkannya. Kali Item alias kali Sentiong yang bau pun ditutup untuk hilangkan bau. Ternyata kali tersebut meskipun diberikan tudung agar terlihat agak sholehah, ternyata masih busuk saja.
Kalau Ahok tutup Kali Jodo, Anies “tutup” Kali Item. Lalu setelah busuknya Kali Item tidak bisa diajak bicara, sang “tuhan” pun frustrasi dan menyalahkan pemimpin sebelumnya. Siapa pemimpin sebelumnya?
Mereka adalah Djarot, Ahok, Jokowi, Foke, Sutiyoso, dan sampai kepada Suwiryo pada tahun 40an. Memang maha benar Anies dan segala yang diucapkannya.
Manusia berdarah keturunan ini menjadi sosok yang sangat lucu. Ia begitu kocak dengan keberadaannya. Ia kebingungan dengan setiap yang terjadi. Permasalahan ibu kota yang begitu semrawut, tidak selesai di tangan Ahok. 3 tahun bagi Ahok tidak cukup. 5 tahun untuk Anies, justru malah memundurkan puluhan tahun Jakarta.
Buktinya dengan cara-cara aneh bin ajaib yang dilakukan oleh Anies. Cara Ahok dalam menyelesaikan permasalahan limbah itu jelas. Limbah itu adalah “ujung” dari permasalahan. Ahok cerdas. Ia tidak hanya mengeruk lumpur yang ada di kali-kali Jakarta.
Ahok memberikan penyuluhan, melakukan penyebaran informasi mengenai pengelolaan kali. Ahok memberikan obat-obatan untuk mereka yang kena penyakit. Ahok bahkan rela dan tega menggusur orang-orang yang masih melanggar aturan.
Penegakan peraturan adalah sebuah cara yang digunakan oleh Ahok. Lantas, tidak lama kemudian, Danau Sunter bersih. Padahal Danau Sunter dulunya itu najis, jorok, bau busuk dan nista. Apalagi kalau banjir. Kejorokan itu akan menjalar ke rumah-rumah.
Apa yang Ahok kerjakan? Apakah dia salahin Jokowi, Fauzi Bowo, Sutiyoso, Soerjadi Soedirja, Wiyogo Atmodarminto, Soeprapto, Tjokopranolo, Ali Sadikin, Soemarno Sostroatmodjo, Henk Ngantung, Soemarno Sudiro, Syamsuridjal, Daan Jahja, dan sampai kepada Suwiryo?
Kok seluruh orang asli indonesia disalahkan Anies? Kenapa Anies berani-beraninya menyalahkan warga negara Indonesia yang pernah memimpin kota Jakarta? Anies ini ingin perpecahan?
Kenapa tidak belajar dari Ahok, untuk menyelesaikan, ketimbang berkata-kata busuk? Mau mulut Anies kita tutup kain biar lebih agamis?
Kalau bau yah bau saja. Jangan ditutup-tutupi. Selesaikan baunya, bukan malah bikin Jakarta makin bau dengan ucapan si gak bener ini.
Kenapa sih Anies yang gak bener ini bisa-bisanya menyalahkan orang Indonesia? Tidak ada rasa kebangsaan yang harus dijunjung tinggi?
Beginilah Anies, good friend of America dalam memimpin Jakarta. Bukannya makin maju, malah salahin gubernur-gubernur terdahulu. Memang gak bener nih orang.
Lihat saja dari Suwiryo sampai Ahok disalahkan oleh Anies, yang katanya tidak berdarah murni Indonesia. Sekalian saja salahkan Suku Betawi.
Apa sih suku betawi? Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil perkawinan antar etnis dan bangsa pada masa lalu.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.
Oh ternyata salah Belanda?
Begitulah oon-oon.
Opini dimuat di Seword.com dengan judul : https://seword.com/umum/buset-kali-item-bau-anies-salahkan-ahok-jokowi-foke-bang-yos-sampai-suwiryo-rJlhKNEVQ
(Seword/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar