Detail-detail baru telah muncul tentang kasus penahanan seorang ulama yang vokal di Arab Saudi, dimana para aktivis yang mengunggahnya di media sosial untuk berbagi informasi tentang bagaimana kisah itu berlangsung.
Sheikh Safar al-Hawali, yang dikenal karena penentangannya yang kronis terhadap beberapa kebijakan kerajaan dan kehadiran pasukan Amerika di tanah Saudi, ditangkap pada Kamis (12/7) di tengah penindakan yang sedang berlangsung di Riyadh terhadap perbedaan politik dan agama.
Akun Twitter dengan nama "Prisoners of Conscience" kini telah merilis beberapa informasi tentang penahanan ulama 68 tahun.
Dikatakan pihak berwenang telah memerintahkan penangkapannya meskipun memiliki pengetahuan penuh tentang kondisi kesehatannya yang lemah, menambahkan bahwa ulama itu sebelumnya menderita pendarahan otak dan belum sepenuhnya pulih.
Selain pengajar itu sendiri, tiga putranya dan saudarapun juga ditangkap. Al-Hawali dibawa ke Riyadh, sementara putra-putranya dipindahkan ke kota pelabuhan Jeddah, akun itu mengungkap, mencatat bahwa saudaranya ditangkap dengan cara "barbar" dan keberadaannya masih belum diketahui.
Situs web Middle East Monitor, sementara itu, telah melaporkan bahwa al-Hawali ditangkap setelah penerbitan buku yang dikaitkan dengannya, yang kritis terhadap "pendekatan hubungan" kerajaan terhadap AS, pengepungan Qatar, dan "perselisihan internal" di antara anggota keluarga Al Saud yang berkuasa.
Sejak tahun lalu, kerajaan telah melakukan penangkapan terhadap oposisi dan aktivis hak asasi manusia, menuduh mereka melakukan upaya-upaya mendestabilisasi dan membahayakan keamanan nasional.
November lalu, ratusan pengusaha Saudi yang berpengaruh dan anggota keluarga kerajaan juga ditangkap dalam "kampanye antikorupsi" yang dipelopori oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Bin Salman dituduh menggunakan kampanye penangkapan untuk meredam semua oposisi sebelum naik ke tampuk kekuasaan.
(Twitter/Middle-East-Monitor/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar