Ilustrasi – Perang Dagang Indonesia vs AS
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingkatkan Indonesia untuk berhati-hati terkait hubungan dagang antar kedua negara. AS saat ini tengah mengevaluasi produk asal Indonesia yang selama ini diberi perlakuan khusus.
Donald Trump mulai melayangkan peringatan kepada Indonesia karena jumlah impor ke AS lebih tinggi dibanding jumlah ekspor AS ke Indonesia.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara Generalized System of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menanggapi dingin masalah pengenaan tarif bea masuk ini. Menurutnya, Amerika Serikat melakukan rencana tersebut karena melihat neraca perdagangan Indonesia yang surplus dalam beberapa waktu belakangan.
“Ya tidak apa apa. Soalnya kita sudah menang lawan (surplus) Amerika jadi dia review kita,” ujar Menteri Airlangga saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/7).
Adapun alasan pengenaan tarif bea masuk terhadap 124 produk tersebut karena Amerika ingin memperbaiki defisit perdagangan terhadap Indonesia. Produk yang selama ini paling banyak diekspor ke Amerika Serikat adalah frozen food (makanan beku) dan kertas.
“(124 direview) Sama seperti Indonesia, mereka juga ingin mengurangi trade defisit. Ya produk kita ke sana seperti frozen food dan sebagainya, kertas juga kena juga,” jelasnya.
Menteri Airlangga menambahkan pemerintah akan mencari upaya lain untuk mengantisipasi dampak kebijakan perang dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia. Mengingat Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan ekonomi di Indonesia.
“Tentu kita cari produk baru dan tentu dalam tanda petik kita akan cari langkah berikutnya. Kita harus antisipasi. Nah kan banyak sebetulnya kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Indonesia,” tandasnya.
(Merdeka/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar