Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Lagi dan Terbukti! Sering Hina Kiai NU, PKS Menjadi Partai Pembawa Sial

Lagi dan Terbukti! Sering Hina Kiai NU, PKS Menjadi Partai Pembawa Sial

Written By Unknown on Minggu, 01 Juli 2018 | Juli 01, 2018

Ilustrasi

Berdasarkan hitung cepat dalam Pilkada 2018 ini, kaum santri memenangkan politik di Pulau Jawa. Baik Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, kaum santri akan meraih tiket menjadi Gubernur. Sementara pasangan calon yang didukung partai yang selalu menghina kiai, PKS, tumbang semua di Pulau Jawa.

“Jagoan PeKaEs tumbang semua di Pulau Jawa,” tulis Kang Niam dalam akun facebooknya (27/06).

Sementara itu, Muhammad Ichwan menuliskan status rinci terkait kaum santri yang memenangkan politik di Pulau Jawa.

“Pertama, M. Ridwan Kamil, cucu KH. Muhyidin (Mama Pagelaran) pendiri Pesantren Pagelaran 1-8. KH. Muhyidin merupakan Panglima Hizbullah di Purwakarta/Subang yang bergerilya dengan para santri melawan Belanda. Kedua, H. Uu Ruzhanul Ulum, putra KH Saleh dan Cucu KH. Choer Affandi pendiri pesantren Miftahul Huda Manonjaya Ketiga, Khofifah Indah Parawansa, Ketum PP Muslimat NU. Keempat, Dr. Emil Elestianto Dardak merupakan cucu HM. Dardak, salah satu kyai NU di Trenggalek. Kelima, Gus Taj Yasin (Cawagub Jawa Tengah). Beliau adalah putra KH. Maimun Zubair, Ulama Kharismatik dari Sarang, Rembang,” tulis Muhammad Ichwan (27/06).

“Gus Ipul, meskipun anda orang hebat, tapi peringatam saya tentang bergabungnya partai PKS kurang anda waspadai. Selain itu masyarakat Jawa Timur juga ingin ada perubahan, setelah 10 thn anda memimpin dgn Pak Karwo tidak ada gebrakan program yang memikat masyarakat. Tapi saya tetap salut, karena anda adalah negarawan yang baik dan legowo kalah sejak sebelum coblosan. Dan untuk pak Sudirman Said, anda harus bersabar dan lebih banyak belajar politik keumatan. Selain pendukung anda dua partai yang sekarang sudah mulai ditinggalkan pendukung, anda sendiri juga masih belum cukup dewasa berpolitik, sehingga pernyataan anda kemaren tentang “kecurangan” sangat merugikan anda sendiri. Sekian, Wassalam,” tulis Fajar Abdul Bashir, tokoh muda NU DIY (27/06). (mm)

(Bangkit-Media/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: