Harian terbitan Oman, al-Watan, menyatakan, kendati Benyamin Netanyahu sangat bernafsu untuk bersama AS menyerang Iran, namun ancaman mereka hanya omong kosong belaka.
Ali Badwan dalam artikelnya menulis,”Tiap aksi militer terhadap Iran akan mengobarkan perang di kawasan. Kawasan ini sudah tidak butuh lagi kepada petualangan baru.”
Al-Watan menilai, AS masih berkutat dengan dampak invasi militernya ke Irak, yang telah menyebabkan kerugian jiwa dan ekonomi besar baginya.
“Teheran juga yakin bahwa AS tidak akan terlibat dalam petualangan baru begitu saja, sebab tak ada satu pun yang bisa memrediksi dampak-dampaknya. Serangan (andai terjadi) tidak hanya akan terbatas pada sebuah serangan rudal atau pengeboman udara belaka.”
Badwan menulis,”Iran adalah negara besar yang memiliki kemampuan militer terbuka dan terpendam sehingga tidak bisa diremehkan. Meski kadang tersebar rumor soal kemungkinan agresi Israel ke Iran, namun ada banyak kendala yang menghambat agresi semacam ini. Salah satu kendala adalah banyaknya opsi yang dimiliki Iran untuk membalas agresi itu.”
“Teheran memiliki daftar panjang opsi-opsi untuk membalas agresi musuh, dan tidak ada yang aman dari api balas dendamnya.”
“Iran pasti akan membalas, dan balasan itu akan dilakukan dengan sangat menyakitkan di sejumlah medan, baik di Palestina atau Lebanon. Balasan itu akan menyasar pasukan AS, dan juga Israel, jika Tel Aviv turut menyerang.”
“Pembalasan Iran bisa dilakukan di mana saja, seperti di Asia Tengah, Afghanistan, pangkalan AS di Irak, negara-negara Teluk, kapal-kapal AS di kawasan, atau di tempat-tempat lain.”
“Dengan banyaknya opsi yang dimiliki Iran, aksi militer apapun dari AS atau Israel tak akan membuahkan hasil.”
“Jadi, akan sangat konyol jika Israel, tanpa izin atau kerjasama logistik langsung dengan AS, melakukan kebodohan seperti ini. Tanpa adanya persetujuan atau dukungan logistik, politik, dan finansial AS, Israel tidak mampu mengangkat batu dari tanah.”
Al-Watan lalu menyimpulkan, satu-satunya opsi rasional bagi AS terkait kesepakatan nuklir adalah opsi diplomatik.
“Orang berakal mana pun akan menolak opsi militer. Di dalam pemerintahan AS sendiri masih ada orang-orang yang menentang opsi militer dan menyebutnya sebagai hal mustahil,”pungkas al-Watan.
(Al-Watan/Al-Alam/IRNA/Liputan-Islam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar