Kota Manchester Inggris memiliki jumlah warga Muslim yang tak sedikit. Rumah bagi dua klub sepak bola besar, Manchester United dan Manchester City, itu menjadi kota dengan perkembangan Muslim terpesat di Inggris, selain Ibu Kota London.
Sebagaimana diketahui, Inggris merupakan negara Eropa yang memiliki angka tinggi dalam peningkatan jumlah Muslimin. Pada 2008 terdapat 1,65 juta Muslim atau sekitar 2,7 persen dari total populasi Inggris. Meningkat pada 2010, sebanyak 2,8 juta Muslim tinggal di negara monarki konstitusi tersebut dengan persentase sebesar 4,6 persen dari total penduduk.
Komunitas Muslim Inggris yang cukup banyak tersebut menyebar di seluruh penjuru negara. Hanya saja, sebagian besar mereka terkonsentrasi di London, Birmingham, dan Manchester. Meski jumlahnya cukup banyak, Muslimin di Manchester masih berstatus kelompok minoritas.
Jumlah Muslimin di kota ini tak diketahui dalam sensus Inggris terakhir. Namun, menurut data sensus 2001, jumlah Muslimin telah mengambil bagian 9,1 persen dari total populasi lebih dari 398 ribu jiwa. Saat ini, populasi kota tersebut mencapai lebih dari 512 ribu jiwa. Adapun menurut data Islamic Centre Manchester, jumlah Muslimin mencapai angka 200 ribu jiwa.
Awal mula Muslimin datang ke Manchester terjadi sekitar abad 18 Masehi. Menurut laman web resmi Dewan Kota Manchester City, terdapat bukti yang menunjukkan adanya permukiman para pedagang Arab di Manchester sekitar 1798. Mereka merupakan para pedagang kapas yang kemudian menetap di sana.
Kemudian, pada 1838 Inggris menjalin hubungan ekonomi dengan Turki Usmani. Kekhalifahan Islam terakhir itu memilih untuk mengimpor banyak barang dari Manchester ketimbang dari kota-kota lain di Eropa. Pada 1850 hubungan Manchester-Turki Usmani semakin baik sehingga banyak Muslimin yang kemudian tinggal di Manchester. Pada 1890 diprediksi jumlah mereka mencapai 400 jiwa. Dan akhir abad ke-19, berdatanganlah para pelaut dari Timur Tengah dan Asia Selatan. Mereka pun menetap di kota urban tersebut.
Mereka membentuk komunitas, lalu tinggal membangun toko dan pasar. Secara sederhana, mereka pun mengenalkan Islam kepada masyarakat setempat. Mereka juga tak segan membangun masjid di dekat komunitas mereka serta membuka toko makanan halal di kawasan pasar.
Tak sedikit pula dari mereka yang kemudian memilih menjadi warga negara Inggris. Sebuah artikel yang pernah diterbitkan Manchester City News, 2 Oktober 1936, menyebut komunitas Muslim yang kecil itu telah berkontribusi besar terhadap kemakmuran ekonomi kota.
Saat ini, kehidupan Muslimin di Manchester begitu damai dan nyaris tak memiliki hambatan. Masjid tersebar di hampir setiap penjuru kota. Bahkan, tempat umum, seperti bandara juga menyediakan masjid atau mushala. Tak tanggung-tanggung, terdapat tiga buah mushala di bandara kota tersebut. Pun, di kawasan kampus, seperti di University of Manchester, terdapat banyak sekali masjid/mushala yang juga menjadi kegiatan para pemuda Muslim.
Makanan halal pun mudah didapat. Bank Islam juga telah berdiri resmi di negara Inggris, salah satu kantor cabangnya berada di Manchester. Sekolah Islam tersedia dari berbagai jenjang, mulai prasekolah hingga perguruan tinggi.
Dalam kehidupan bersosial, Muslimin Manchester pun dapat hidup damai berdampingan meski status sebagi minoritas. Mereka berusaha mencitrakan Islam sebenarnya, yakni agama yang cinta damai. Tak heran jika Perdana Menteri Inggris David Cameron sering kali berkunjung ke Manchester untuk bertemu dengan warganya yang menganut agama Islam. Bahkan, saat Idul Fitri kemarin, Muslimin Manchester merayakannya dengan Cameron.
Muslim Manchester juga sangat vokal dalam membela agama. Hak mereka memang sangat dihormati di kota sendiri. Namun, mereka sigap bersabar menghadapi Islamofobia yang melanda Eropa dan AS. Saat mencuat kasus film penistaan pada Rasulullah, misalnya, Muslimin Manchester ikut memprotes AS agar menghukum pelakunya.
Karena citra damai yang ditampilkan Muslim Manchester, Dewan Islam Inggris pun berencana menyelenggarakan acara penganugerahan Muslimin berbakat di Manchester pada Desember 2013 mendatang. Kota Manchester dipilih menjadi tuan rumah dalam ajang yang akan memberikan penghargaan bagi Muslimin berbakat di Inggris dan di seluruh dunia tersebut.
Dakwah tersebar
Untuk memenuhi kebutuhan ruhiyah, Muslimin Manchester tak kesulitan karena banyaknya jumlah masjid dan Islamic center yang menyediakan sarana pembelajaran agama secara rutin. The Manchester Islamic Centre salah satunya. Islamic center itu dibangun sejak 1967 di bekas bangunan gereja. Inilah pusat Islam tertua di Inggris yang rutin menyediakan kelas agama dan kegiatan dakwah.
Selain itu, masih banyak pusat Islam dan organisasi Islam yang giat menyebarkan dakwah. Beberapa juga digawangi para pemuda, seperti di masjid di University of Manchester, Masjid Islamic Academy, dan Masjid Muslim Youth Foundation (MYF).
Membangun Mega masjid
Muslimin Manchester juga tengah membangun masjid agung yang akan menjadi masjid terbesar di Eropa. Masjid tersebut dapat menampung hingga satu juta orang. Proyek dimulai sejak tiga tahun lalu dan direncanakan masjid itu akan memiliki kubah dan menara yang megah.
Lokasinya berada di Greenhayes Lane, Moss Side, Manchester. Tak sekadar sebagai tempat ibadah, masjid besar ini direncanakan akan menjadi pusat pendidikan Islam dan pusat silaturahim Muslimin Manchester. “Ini besar, ini seperti sesuatu yang Anda lihat di Timur Tengah atau pinggiran kota Arab Saudi,” ujar salah seorang politikus Inggris.
(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar