Pemilu di pakistan. ©AP
Mantan pemain kriket Imran Khan kemarin mengklaim kemenangan pada pemilu parlemen Pakistan yang diwarnai kekerasan berdarah dan tuduhan kecurangan.
Khan yang digadang-gadang bakal menjadi perdana menteri mengatakan dalam pidato disiarkan televisi, "Alhamdulillah, kami menang dan sukses."
"Saya bersyukur kepada Allah kita sukses dan diberi amanah. Pemilu ini sudah menjadi pemilu yang bersejarah," kata dia, seperti dilansir laman CNN, Kamis (26/7).
Pada hari pemilihan dua hari lalu, sedikitnya 30 orang tewas dan 35 lainnya terluka setelah bom bunuh diri meledak di sebuah TPS di kota barat daya Quetta, provinsi Balochistan.
KPU Pakistan belum merilis pengumuman hasil akhir pemilu ini namun dalam berbagai perhitungan cepat yang digelar banyak stasiun televisi, Khan masih unggul dalam perolehan suara.
Belum diketahui apakah partai Khan, Thereek-e-Insaf (PTI) akan menjadi pemenang tunggal atau harus membentuk koalisi pemerintahan.
Sekitar belasan stasiun televisi memperkirakan PTI akan meraih 119 dari 270 kursi parlemen.
Hingga suara masuk belum mencapai 50 persen Khan sudah mengungguli Shahbaz Sharif, yang Ketua Liga Muslim Pakistan (Nawaz), partainya bekas perdana menteri Nazawz Sharif . Dia sendiri dilaporkan menolak menerima hasil pemilu ini.
Pemimpin sekaligus petahana Shahbaza Sharif, dari Liga Muslim Pakistan (PML-N) mengatakan dalam akun Twitternya, telah terjadi kecurangan massal yang menguntungkan Khan di tengah berbagai tuduhan atas campur tangan tentara dalam pemilu kali ini.
Dikutip dari laman the Washington Post, Kamis (26/7), pemilu kali ini merupakan pertarungan ketat antara dua partai besar yakni Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) dan PTI.
Jauh sebelum pemilu beredar rumor yang menyebut militer Pakistan sedang merancang kemenangan bagi PTI. PML-N yang paling kuat menaruh curiga. Awal Juli lalu Nawaz Sharif, pemimpin PML-N ditangkap atas tuduhan korupsi. Partai Sharif menuding hal ini didalangi oleh militer.
Apa pun hasilnya, pemilu ini pada akhirnya akan tetap menuai protes dan memicu gerakan perlawanan. PTI kemungkinan akan membentuk pemerintahan baru dan partai oposisi terus menggelar gerakan protes untuk menekan pemerintahan.
Pakistan punya sejarah panjang soal pengaruh militer di dunia politik. Jika krisis masih berlanjut maka tidak menutup kemungkinan campur tangan militer akan semakin menguat. [pan]
(CNN/The-Washington-Post/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar