Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi
Perdana Menteri Irak mempertegas sikapnya dan akan terus memerangi sisa-sisa kelompok Takfiri ISIS, bahkan mereka yang di gunung-gunung, dan tidak akan bernegosiasi dengan ISIS.
Pernyataan itu diutarakan Haidar al-Abadi dalam pidatonya pada Sabtu, 30/06/18, saat memperingati Revolusi Besar Irak.
"Tidak ada yang berhak menyia-nyiakan prestasi yang dibuat setelah kami mencapai kemenangan melawan semua tantangan yang dihadapi", katanya.
Dia juga menyerukan persatuan sehingga musuh tidak bisa membagi-bagi negara.
"Seperti yang kami capai dalam kemenangan dan pembebasan tanah kami melalui persatuan, kami membutuhkan persatuan selama fase yang akan datang," katanya.
"Kami akan mengikuti sel-sel terorisme tersisa dan membunuhnya. Kami akan mengikuti mereka di saja, bahkan di pegunungan dan gurun-gurun," tandasnya.
Haidar al-Abadi juga mengatakan, "Mereka yang berpikir bahwa kita bisa bernegosiasi dengan ISIS, sedang berkhayal. Kami tidak mengikuti itu di Irak. Kami menolaknya di masa lalu dan kami menolaknya hari ini. Mereka [anggota ISIS] harus dibunuh", tandasnya.
Pada hari Jumat, kantor al-Abadi mengumumkan pelaksanaan hukuman mati terhadap 12 narapidana atas tuduhan terorisme.
Pada hari Kamis, Abadi memerintahkan operasi keamanan sebagai tanggapan atas penculikan dan eksekusi terbaru dari delapan warga Irak oleh ISIS. Hal ini terjadi setelah Pusat Media Keamanan, lengan media Komando Operasi Gabungan, mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan keamanan menemukan mayat-mayat di jalan Baghdad-Kirkuk.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar