Habib Abu Bakar bin Hasan Al Attas berpesan kepada Presiden Jokowi agar membersihkan para pembantunya dari orang-orang yang tidak baik. Pesan itu ia sampaikan melalui Relawan Jokowi yang hadir di majelisnya.
“Masyarakat resah dengan orang yang ada di kiri dan kanan Pak Jokowi,” kata Habib Abu Bakar yang dipublikasikan akun Youtube Syabab Alawiyyin, 24 Juli.
Simak Video ini:
Bagi Habib Abu Bakar, secara pribadi, Jokowi merupakan orang baik, jujur dan saleh. Ia menyampaikan itu berdasar pengalamannya bertamu Jokowi ketika Politisi kelahiran Solo itu masih menjadi pedagang mebel. “Saya sudah mengenalnya sejak 25 tahun lalu,” katanya.
Namun Habib Abu Bakar memahami keluhan sebagian masyarakat soal kondisi ekonomi bangsa saat ini. Habib Abu Bakar bilang, hal itu tidak bisa dilepaskan oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Duit utang luar negeri pada pemerintahan sebelumnya, misalnya, tidak langsung digunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Begitu duit itu sampai, bagi-bagi dulu. Adapun duit untuk kerja, berikutnya saja kita atur,” katanya. “Nah, uang yang diterima Pak Jokowi ini ia buktikan (dalam kerja). Ia bikin jalan tol dan lain-lainya.”
Ia mengaku tidak membela Jokowi untuk kepentingan politik. “Karena saya tahu betul, ia orang jujur dan saleh.” Ia juga berpendapat, melemahnya rupiah terhadap dolar akhir-akhir ini tidak lepas dari sikap Pemerintah terhadap perusahaan tambang emas di Papua, PT Freeport Indonesia.
Sejarah Khalifah Sayidina Usman bin Affan, kata Habib Abu Bakar, memberikan pelajaran yang sama. Sebelum Usman terbunuh, ia mudah percaya dengan para pembantunya di kabinet.
Para pembantunya memberikan laporan terkait kondisi pasar yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Belakangan, Sayidina Usman baru menyadarinya setelah diingatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib terkait laporan yang bersifat ABS – Asal Bapak Senang.
“Imam Ali dengan hati yang lembut, mata yang tajam, akal yang sehat, mengetahui (laporan para pembantu Khalifah) ini tidak benar,” katanya.
Sayidina Ali lalu mengajak Usman turun ke lapangan untuk melihat langsung keadaan pasokan di pasar. Di sana, Usman terkejut karena menemukan realitas yang tak dilaporkan sebenarnya oleh para pembantunya.
Menteri Khalifah yang selama ini menyampaikan laporan kepada Usman akhirnya merasa terpojok. Mereka beranggapan Khalifah akan marah dan menghukumnya atas tindakan korup yang selama ini mereka lakukan.
Sebelum Khalifah mengambil tindakan, mereka membunuh Usman. Namun, menurut Habib Abu Bakar, sebagian orang menyangka Imam Ali pembunuhnya.
“Jadi tolong, sampaikan salam saya kepada Pak Jokowi. Masyarakat resah karena kiri dan kanannya orang yang tidak benar,” katanya. “Itu dulu yang diselesaikan supaya Pak Jokowi menyelesaikan pemerintahannya dengan baik.”
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar