Hodeidah port's cranes are pictured from a nearby shantytown in Hodeidah, Yemen.
Revolusioner Ansarullah Yaman menekankan bahwa Uni Emirat Arab berbohong tentang menghentikan agresi di pantai barat negara miskin itu.
Mohammed Abdul-Salam, juru bicara gerakan itu, mengatakan bahwa UEA terus melakukan serangan berminggu-minggu terhadap kota pelabuhan Hudaydah, menekankan bahwa klaim baru-baru ini tentang penghentian serangan hanya dibuat dalam upaya untuk "menipu publik" .
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh jaringan berita berbahasa Arab Al-Massirah Yaman, Abdul-Salam mengatakan serangan UEA terhadap kota Yaman belum dihentikan.
Sementara itu, seorang anggota biro politik Ansarullah mengatakan UEA berusaha menyelamatkan reputasinya yang sudah hilang dengan mengklaim telah menghentikan agresi Hodeidah.
Keputusan UEA untuk mengumumkan penghentian serangan terhadap Hodeidah mencerminkan kegagalan operasi, Zeifollah al-Shami mengatakan kepada saluran Al-Mayadin yang berbasis di Beirut.
UAE sedang berjuang untuk menyelamatkan diri dari "rawa yang telah menenggelamkan" dan melindungi reputasinya yang telah hilang karena kegagalannya, al-Shami menambahkan.
Di sisi lain, Ketua Komite Revolusioner Tertinggi Yaman memuji putusan Dewan Negara Belgia untuk menghentikan penjualan senjata yang diproduksi negara tersebut ke Arab Saudi, atas agresi yang telah dilancarkan terhadap Yaman sejak Maret 2015.
Dalam komentar pada hari Minggu (1/6), Mohammed Ali al-Houthi memuji larangan pengadilan Belgia atas penjualan senjata ke kerajaan Arab sebagai "tindakan positif," menurut TV Al Mayadin.
Pemimpin Houthi juga menyamakan larangan itu dengan "tamparan politik di wajah Arab Saudi."
Yaman sejak Maret 2015 di bawah agresi brutal oleh Koalisi yang dipimpin Saudi, dalam upaya untuk mengembalikan kontrol kepada presiden buronan Abd Rabbu Mansour Hadi yang merupakan sekutu Riyadh.
Puluhan ribu orang telah tewas dan terluka dalam serangan yang diluncurkan oleh koalisi, dengan sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Koalisi, yang termasuk di samping Arab Saudi dan UEA: Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan dan Kuwait, juga telah memberlakukan blokade keras terhadap Yaman.
(Al-Mayadeen/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar