Kelompok MKO di Paris
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif pada Selasa, Selasa 03 Juli 2018, bereaksi keras terhadap penangkapan seorang diplomat Iran yang dicurigai merencanakan serangan bom pertemuan kelompok Mujahedin Khalq Organization (MKO) di Paris. Zarif menyebut langkah itu sebagai "taktik bendera palsu" yang menyeramkan.
lebih lanjut Zarif mengatakan, Iran siap bekerjasama dengan semua pihak terkait untuk menjelaskan hal tersebut.
Sebelunmya diberitakan, Belgia, Prancis dan Jerman menahan enam orang, termasuk seorang diplomat Iran yang ditempatkan di Wina, atas dugaan rencana untuk membom sebuah unjuk rasa akhir pekan yang dilakukan oleh "oposisi" (Sebenatnya adalah kelompok Mujahedin Khalq Organization (MKO) ) di Paris, demikian sumber pemerintah Prancis mengatakan pada Senin.
Serangan yang digagalkan itu dimaksudkan untuk menargetkan pertemuan ribuan pendukung "oposisi" Iran (MKO) di utara Paris yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka AS, termasuk sekutu dekat Presiden Donald Trump.
Perkembangan itu terjadi pada hari Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Swiss pada kunjungan untuk kerja sama antara Republik Islam dan Eropa setelah penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran.
Rouhani juga akan mengunjungi Austria, yang saat ini memegang kepresidenan enam bulan untuk Uni Eropa.
Otoritas federal di Brussels pertama kali mengungkapkan penangkapan itu, menuntut seorang suami dan istri yang digambarkan oleh jaksa sebagai warga negara Belgia asal Iran.
Amir S. (38), dan Nasimeh N (33), diduga berusaha melakukan serangan bom pada hari Sabtu di pinggiran Paris Villepinte, selama konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok Mujahedin Khalq Organization (MKO), mengutip sebuah pernyataan dari Jaksa federal Belgia.
Pasangan itu membawa 500 gram (sekitar satu pon) dari peledak TATP bersama dengan perangkat detonasi ketika pasukan elit kepolisian setempat berhasil menghentikan mereka di distrik perumahan di Brussels.
Pernyataan itu mengatakan bahwa seorang diplomat Iran di kedutaan Austria di Wina yang dituduh melakukan kontak dengan pasangan itu, juga ditahan di Jerman.
Sementara di Prancis tiga orang ditahan pada Sabtu, kata satu sumber keamanan pada Senin, dua dari mereka kemudian dibebaskan.
Di Belgia, polisi setempat melakukan lima serangan di seluruh negeri pada hari Sabtu, kata pihak berwenang, meskipun mereka menolak untuk merinci hasil operasi.
Pernyataan pemerintah Belgia mengatakan sekitar 25.000 orang menghadiri rapat umum di Prancis ketika mereka melambaikan bendera merah, hijau dan putih milik kelompok Mujahedin Khalq Organization (MKO), dan menyanjung pemimpin mereka, Maryam Rajavi.
Pada rapat umum itu, mantan walikota New York dan pengacara Trump Rudy Giuliani mendesak perubahan rezim di Iran, dan mengatakan prospek itu lebih dekat dari sebelumnya setelah Republik Islam dilanda gelombang protes.
Giuliani menyerukan boikot semua perusahaan yang terus melakukan bisnis dengan rezim ini.
"Kebebasan yang benar di tikungan," katanya tentang protes baru-baru ini di Iran.
Giuliani dan politisi AS lainnya dibayar besar untuk berbicara di rapat umum tahunan Paris itu dalam beberapa tahun terakhir. Pemberontak Republik dan mantan Ketua DPR Newt Gingrich juga berbicara dalam rapat umum tersebut.
(AFP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar