Ilustrasi
PKS sedang menjadi ‘musuh bebuyutan’. Hari ini ramai tagar #2019 TenggelamkanPKS di berbagai grup WhatsApp, terutama di basis nahdliyin. “Politik PKS sadis, beda plh sja hrs dipecat. Jangan plh PKS #2019TenggelamkanPKS,” begitu netizen memberi saran sambil merujuk kasus Rabiatul Adawiyah, Guru di sebuah SD Islam Terpadu di Bekasi, Jawa Barat.
Syafiq Hasyim melalui network.arrahmah.co.id, mengaku sudah lama mengamati PKS dan juga Gerindra. Keduanya dinilai mengambil strategi ofensif yang keliru. Ini tidak semata-mata soal respon mereka atas kunjungan Kyai Yahya Staquf ke Isreal beberapa waktu lalu, namun soal karakter umum partai ini.
“Sebagai partai Islam, dia keliru menyerang, memusuhi salah satu ceruk elektoral yang tambun, yakni masyarakat NU. Partai ini lebih kuat syahwatnya untuk menjauh dan bahkan memusuhi nahdliyyin. Mungkin hal ini disebabkan karena PKS tidak seperti partai lain. Partai ini mengidap ideology and doctrinal envy (doktrin kecemburuan) pada NU sehingga membuat partai ini sulit masuk dan diterima di kalangan NU,” tulisnya.
Model pemecatan bagi yang tak sepaham, memang mengerikan. Untungnya, Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil segera menemui Rabiatul Adawiyah. Ridwan mengundang Rabiatul ke Kota Bandung pada Ahad (1/7/2018).
Ridwan mengucapkan terimakasih kepada Robiatul yang telah mendukungnya. Meskipun harus memperoleh konsekuensi yang tidak menyenangkan atas pilihannya tersebut. “Saya mengucapkan terimakasih kepada Rabiatul, karena alhamdulillah berkat dukungannya, salah satunya yang menjadikan ikhtiar saya dan juga seluruh pendukung memperoleh hasil yang kita harapkan,” begitu pria yang akrab disapa Emil ini dalam siaran persnya.
Emil menyadari bahwa potensi dinamika sosial di masyarakat seperti yang dihadapi Rabiatul di Bekasi ini kerap terjadi. “Ini merupakan ujian, dan alhamdulillah dalam prosesnya sudah terjadi islah antara Rabiatul dan pihak yayasan, sehingga saya mengajak agar masalah ini tidak diperpanjang,” ujarnya.
Ia menjanjikan Rabiatul pekerjaan. Namun karena yang bersangkutan ingin tetap tinggal di Bekasi, ia akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait setelah dilantik sebagai gubernur.
Rabiatul sendiri, mengaku sangat gembira dapat bertemu dengan gubernur Jabar terpilih Ridwan Kamil. “Selain memenuhi undangan dari Pak Ridwan Kamil, saya juga sekalian menjelaskan bahwa sudah terjadi islah antara saya dengan yayasan, dan sudah saya maafkan, sehingga tidak perlu diperpanjang lagi,” tuturnya.
Terkait janji pekerjaan yang akan diberikan oleh Ridwan Kamil, Rabiah menyampaikan bahwa ia akan menunggu saja, informasi dari Ridwan Kamil. “Saya menunggu kabar dari beliau saja,” pungkasnya.
Sementara, Sekolah Dasar Islam Terpadu darul Maza Kota Bekasi, yang dimiliki politisi PKS itu, meminta maaf kepada Robiatul Adawiyah yang sebelumnya dipecat secara tidak hormat lewat WA. “Dengan niat yg baik datang ke kediaman Keluarga Besar Ibu Robiatul Adawiyah (guru SDIT Darul Maza yang Viral pemecatan kemarin) untuk menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kelalayan Yayasan dalam menjalankan manajemen pendidikan,” tulisnya. (rep,arm)
(Duta/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar