Puluhan ribu warga Amerika Serikat termasuk Muslimin menggelar demonstrasi di 640 titik memprotes kebijakan tidak manusiawi Presiden AS Donald Trump terhadap imigran. Mereka meminta agar keluarga imigran disatukan kembali setelah dipisahkan oleh rezim Trump di perbatasan AS dan Meksiko.
Menurut BBC yang juga dikutip laman aboutislam.net, 1 Juli, kebanyakan aksi protes digelar di Washington DC, New York, dan New Jersey dengan menggunakan tegar di linimasa #familiesbelongtogether. Di Washington, dekat Gedung Putih, Dewan Ikatan Islam-Amerika (CAIR) menjadi salah satu lembaga pendukung demonstrasi.
Peserta aksi meminta pemisahan keluarga tidak terjadi lagi dan pasal-pasal diskriminatif dalam Undang-Undang Imigrasi seharusnya dihapuskan. “Ini ketentuan rasis dan xenofobia,” kata perwakilan Asosiasi Pelajar Muslim di Indiana University, Abby Ang.
Pada awalnya, Pemerintahan Trump enggan memberikan toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang tertangkap melewati pertabatasan Meksiko – AS secara ilegal. Walhasil, setidaknya dua ribu anak-anak masih terpisah dari orang tua mereka. “Kebijakan itu diperpanjang lagi dengan putusan Mahkamah Agung yang berpihak kepada Pemerintah,” ujar Abbi Ang.
Presiden Islamic Center of Greater Hartford Reza Mansour mengatakan, Mahmakah Agung diharapkan menjadi lembaga yang menjaga sistem checks and balances, khususnya kebijakan Pemerintah agar tak melampaui batas. Namun sayangnya, ujar Reza, Mahmakah justru meninggalkan tanggungjawabnya dalam menegakkan keadilan.
(About-Islam/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar