Berikut beberapa Logika Lucu tentang Yai Makruf dipinang Jokowi :
1. Katanya Jokowi dan Kualisinya kena jebakan Bet Men.
Kenapa lucu? Kalau pinangan Jokowi ke Yai Ma’ruf itu jebakan Bet Men, mengapa mereka mengadakan Ijtima’ untuk menentukan Cawapres Prabowo dengan menekankan memilih Beb Salim dan UAS. Bukankah mereka ingin menganggabungkan Nasionalis Agamis?. Mengapa kemaren ada cewek yg nangis-nangis di ILC berharap UAS di pinang Prabowo?. Apa itu jebakab Bet Men juga? Oh Pura-pura nangis atas nama Ummat.
2. Sayangilah Yai Makruf dengan cara jangan pilih dia.
Kenapa lucu? Karena yai Makruf jauh hari sudah mengatakan saya siap jadi Wakil Presiden, kesiapan tersebut didasari bahwa beliau ingin mengabdi kepada bangsa ini. Maka jika demikian, cara menyayangi Yai Makruf adalah kita turuti beliau dengan memilih beliau, kita menangkan beliau, agar beliau bisa merealisasikan cita-cita beliau di usia yang senja ini.
3. Simpatisan kubu oposisi mengatakan Yai Makruf di jadikan Alat.
Kenapa lucu? Karena Apakah Mbah yai makruf merasa di peralat?” Apakah statemen beliau saat dipilih jokowi mengindikasikan ketidaksetujuan beliau atau keberatan beliau karena merasa di peralat?” Kita tahu di koalisi Jokowi ada Imin Iskandar dan Romahormzy dari kalangan pesantren yang faham betul bagaimana memposisikan orang tua apalagi sekaliber Yai Ma’ruf. Apa mungkin beliau berdua memperalat beliau?.
4. Dalam politik ada istilah diperalat dan tidaknya memang, tapi siapa yang di peralat?
Semuanya memperalat orang yang dirasa menguntungkannya. Itu fakta, 212 diperalat prabowo, PKS dan PAN. PAN memperalat PKS, dan Prabowo. Ada yg memperalat ummat dan begitu seterusnya. Ini kalau kita gunakan kata ‘Memperalat’.
Sayangnya dalam organisasi politik atau keagamaan istilah memperalat tidak digunakan, yang digunakan adalah bagi job, koalisi, dan kerja sama dalam mengambil suara massa, agar bisa menuju pada satu tujuan yang sama.
5. Simpatisan oposisi memainkan isu Ma’ruf Amin akan dijadikan ban serep?.
Seperti JK.
Itu isu tolol, tidak ada yang menjadikan ban serep. Yang ada adalah bagi job masing-masing. JK dalam bidang Apa, Jokowi di bidang apa. Namun apapun itu Wakil memang tidak bisa seperti presiden. Akan tetapi Keberadaan Wakil itu sangat penting.
6. Simpatisan Oposisi menebarkan meme “Saya memilih Ulama’ yang di pilih Ulama’, bukan Ulama’ yang di pilih Jokowi”.
Kenapa lucu? Bukankah Ulama-Ulama banyak yang setuju mengenahi dipilihnya beliau oleh Jokowi. Lalu ulama’ yang mana?. Bukankah jika Koalisi Jokowi memilih ulama’ itu menunjukkan mereka cinta Ulama’, dekat Ulama’, bukan anti Islam, menyatukan Nasionalis Agamis, dan tidak sekuler?. Jika terpilihnya Yai Makruf menjadi cawapres itu didukung oleh Ulama’ lain, lalu apa bedanya dipilih Ulama’ dan dipilih oleh Koalisi, karena Yai Makruf dianggap mampu menyelesaikan keummatan kedepannya?.
Jika masyarakat NU bersatu suaranya, tidak menutup kemungkinan akan terjadi ledakan besar seperti tahun 2000 saat lahirnya PKB bersama Gus Dur. Rapatkan barusan dan mari kita buat ledakan.
(HWMI/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar