Serpihan bom di lokasi kejadian serangan udara terhadap bus sekolah yang menewaskan puluhan anak-anak Yaman menunjukkan bahwa Bom yang digunakan dalam serangan tersebut adalah buatan AS.
Bukti ini menyangkal pernyataan Pentagon yang menyebut bahwa belum bisa dipastikan apakah senjata yang digunakan dalam insiden brutal itu adalah buatan AS yang dijual ke Arab Saudi.
“Kita mungkin tidak akan tahu apakah senjata yang digunakan adalah salah satu dari senjata yang dijual AS kepada mereka (Arab Saudi),” ucap Mayor Angkatan Darat Josh Jacques, juru bicara Komando Pusat AS, Pentagon, Kamis (09/08) sebagaimana dikutip Vox.
Sumber kami di Yaman, Hussain Al-Bukhaiti dalam laporan dan postingan twitternya menunjukkan gambar-gambar serpihan bom yang ditemukan di lokasi kejadian dimana terdapat label buatan AS.
“Sekarang kita tahu bahwa (bom) itu adalah MK82 buatan AS,” ujar Hussain dalam laporannya pada Sabtu (11/08), membantah pernyataan Pentagon.
Koalisi Arab Saudi pada hari Kamis (09/08) menargetkan sebuah bus sekolah penuh berisi anak-anak yang baru pulang dari berlibur, di sebuah daerah padat penduduk di Dahiya, provinsi Sa’ada, menewaskan 51 orang dimana 40 diantaranya menurut Komite Palang Merah Internasional adalah anak-anak dibawah usia 10 tahun.
Serangan brutal ini mengundang kecaman aktivis-aktivis HAM di seluruh dunia. Sekjen PBB, Antonio Guterres, mendesak dilakukan penyelidikian independen terhadap kejahatan kemanusiaan tersebut.
Koalisi Saudi dengan dukungan persenjataan dari AS, Inggris, dan Prancis telah menyerang tetangga mereka, Yaman sejak Maret 2015, untuk mendudukkan kembali sekutu mereka, mantan presiden Mansur Hadi ke kursi kekuasaan dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah.
Hingga jelang 4 tahun perang, Koalisi belum mencapai tujuan mereka atas agresi yang sebelumnya mereka klaim hanya akan berlangsung selama beberapa minggu.
Serangan udara Arab Saudi telah menghancurkan berbagai wilayah dan fasilitas sipil Yaman, menewaskan dan melukai 600.000 penduduk di negara termiskin di Semenanjung Arab tersebut.
(Arrahmah-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar