Perseteruan AS terhadap Iran terus dilakukan, tekanan demi tekanan, mulai dari mengabaikan kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA), Embargo Politik juga Ekonomi. Baru-baru ini AS memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran dan akan memberikan sanksi terhadap negara-negara yang berhubungan dengan Iran.
Seperti yang dilansir oleh Internasional Kompas. online, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan setelah sanksi terhadap Iran diberlakukan. Melalui kicauannya di Twitter seperti diwartakan AFP Selasa (7/8/2018), Trump mengimbau siapapun untuk tidak berhubungan dengan Iran.
“Siapapun yang berhubungan dengan Iran, dilarang berbisnis dengan AS. Saya meminta Perdamaian Dunia. Tidak lebih!” tegas Trump.
Sanksi yang dirilis Selasa ini mencakup sektor otomotif Iran, perdagangan emas, logam mulia, dan sebagainya.
Beberapa jam setelah sanksi diumumkan, pabrikan mobil Jerman, Daimler, dilaporkan langsung menangguhkan bisnisnya dengan Iran. Situasi tersebut membuat seorang pekerja konstruksi di jalanan ibu kota Teheran mengeluh, dan menyatakan dia seperti dihancurkan. “Sanksi itu benar-benar memengaruhi hidup warga Iran. Kami tak bisa membayar tagihan atau membeli makan,” keluh pekerja itu. Walaupun dalam berita lain Jerman tidak setuju dan tidak mengindahkan keinginan Trump itu.
Dalam pernyataannya Senin (6/8/2018), Trump menyebut pemerintah Iran mempunyai dua pilihan. Mengubah perilakunya, atau tetap disanksi. Presiden 72 tahun itu bersedia untuk bertemu dengan Iran, dan membahas perjanjian yang meliputi kesediaan menghentikan program senjata maupun dukungan akan terorisme.
Ucapan Trump disikapi Presiden Iran, Hassan Rouhani, yang menolak negosiasi selama sanksi tetap diberlakukan. Dalam pidatonya di televisi nasional, Rouhani mengibaratkan AS tengah menusuk mereka dengan sanksi yang diterapkan. “Jika musuh menginginkan negosiasi sembari terus menusuk Anda, maka yang harus dilakukan adalah singkirkan dulu pisau tersebut,” kecam Rouhani.
“AS berusaha untuk melancarkan perang urat sarat kepada Iran. Mengajak bicara dengan sanksi masih berlaku sangat tak masuk akal,” sindirnya. Kecaman tidak hanya dilayangkan Rouhani. Namun juga sekutu AS yang ada di Eropa. Salah satunya adalah Inggris. “Pemerintah AS tak dibenarkan melakukan hal seperti ini (memberi sanksi),” kritik Menteri Luar Negeri Alastair Burt.
Hubungan AS dan Iran memburuk ketika Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) Mei lalu. Trump menyebut perjanjian yang dibuat pada 2015 di Wina, Austria itu sebagai “perjanjian terburuk dalam sejarah AS”. Sebabnya, perjanjian tersebut tak mencakup program rudal balistik, maupun isu keterlibatan Iran dalam berbagai konflik di Timur Tengah.
(AFP/Kompas/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar