Seperti banyak diberitakan, AS melakukan embargo dan tekanan lainnya terhadap Iran. SA berusaha mengajak negara-negara lain untuk mengembargo Iran bahkan mengancam akan memberikan sanksi kepada mereka yang tetap berhubungan dengan Iran.
Tetapi sikap AS itu ditentang banyak negara utamanya Cina dan Eropa.Tetapi seperti yang dilansir oleh Tempo.co online, Cina dan Jerman tetap mempertahankan perjanjian dagang mereka dengan Iran meskipun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam memberikan sanksi.
Sikap keras Beijing dan Berlin itu sebagai tanda tumbuhnya kemarahan mitra Amerika Serikat yang menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada Selasa, 7 Agustus 2018. Kedua negara tersebut tetap menjalin bisnis dengan Teheran.
“Cina secara konsisten menentang sanksi unilateral,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina sebagaimana diperoleh Channel News Asia.
“Kerja sama komersial Cina dengan Iran terbuka dan transparan, masuk akal, adil, serta tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” tambahnya seperti dikutip kantor berita Reuters. “Cina memiliki hak hukum yang harus dilindungi.”
Sementara itu, pemerintah Jerman mengatakan, sanksi AS terhadap Iran melanggar hukum internasional. “Jerman berharap Washington memperhatikan kepentingan Eropa ketika menerapkan sanksi kepada Iran.”
AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran menyusul keputusan Trump menarik kembali kesepakatan yang telah diteken pada 2015 terkait dengan program nuklir Iran.
Pada perjanjian 2015 yang ditandatangani oleh enam negara superkuat, termasuk AS, menyatakan Iran bersedia membatalkan seluruh program nuklirnya dengan imbalan seluruh sanksi ekonomi yang diterapkan dunia internasional dicabut.
(Tempo/CNA/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar