Rodrigo Duterte, Philippine President.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyalahkan Amerika Serikat karena mencoba menghambat modernisasi tentara negaranya dan mengkritik tindakan kerasnya terhadap narkoba.
Rodrigo Duterte telah mengecam tawaran "sama sekali tidak berguna" dari kepala pertahanan AS dan pejabat AS lainnya untuk membeli jet tempur F16 dengan alasan bahwa negaranya membutuhkan pesawat yang lebih ringan untuk memerangi gerilyawan.
Presiden Filipina itu merujuk pada surat yang dia terima sebelumnya dari Menteri Pertahanan AS James Mattis, Sekretaris Negara Mike Pompeo dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.
“Yang saya butuhkan hanyalah pesawat yang digerakkan oleh baling-baling untuk anti-pemberontakan. Kami tidak membutuhkan F16 dan mereka menjuntai di depan kami setelah mereka menghina kami,” kata Duterte dalam pidato di televisi pada upacara militer yang menandai peringatan Komando Mindanao Timur di Kota Davao.
Duterte juga menggambarkan surat itu sebagai upaya Washington untuk "membuat" pukulan di pemerintahannya.
Sambil mengakui bahwa AS dan Filipina memiliki hubungan khusus, Rodrigo Duterte mengatakan dia menemukan istilah "teman" yang sulit diatasi.
“Sulit bagimu untuk mengatakan bahwa kita adalah teman. Kami adalah teman tetapi ingat kami berteman karena Anda membuat kami koloni beberapa tahun yang lalu. Itu bukan persahabatan yang disepakati,” katanya.
Duterte mengulangi kekesalannya dengan AS, termasuk penolakan untuk mengirim sekitar 23.000 senapan untuk polisi Filipina setelah beberapa anggota parlemen AS menyatakan keprihatinan atas tindakan keras polisi yang dipimpin Manila melawan obat-obatan terlarang.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar