Juru Bicara Presiden, Johan Budi
Diberitakan sebelumnya, Jokowi memberikan arahan kepada relawan di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Sabtu (4/8/2018). Ia meminta para relawannya mendukungnya dan tidak takut mendapat serangan dari lawan politiknya.
“Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani,” kata Jokowi seperti dikutip dari Kompas.com.
Terkait pernyataan tersebut Juru Bicara Presiden, Johan Budi, meminta masyarakat tidak salah mengartikan maksud pernyataan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Menurut mantan jubir KPK itu, Jokowi menyampaikan kata kiasan kepada relawan agar tidak memfitnah, mengeluarkan ujaran kebencian selama pesta demokrasi rakyat itu. Namun, relawan harus siap memenangkan Pemilu.
“Saya kira yang disampaikan pak Presiden Jokowi kiasan. Jangan diartikan secara fisik, bukan begitu,” ujar Johan Budi, ditemui dalam acara pembekalan kepada seluruh bacaleg PDI Perjuangan di Hotel Mercure, Ancol, Minggu (5/8/2018).
Dia menegaskan, kata ‘berantam’ yang dimaksud Jokowi bukan saling baku hantam dalam arti adu fisik.
“Konteks bukan fisik berantam. Jangan berantam diartikan fisik, saya rasa tidak. Sebelum bicara pak presiden berpesan untuk menjaga jangan memfitnah dan lain sebagainya menjaga persatuan dan kesatuan,” tambahnya.
Sebelumnya, relawan Joko Widodo berkumpul dan menggelar rapat umum di Sentul, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (4/8/2018). Dalam acaara itu, Jokowi berpesan supaya para relawan tidak perlu mencari musuh dalam masa kampanye, tetapi juga siap jika harus terlibat baku hantam.
“Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-ftinah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantam juga berani,” kata Jokowi.
(Kompas/Tribun-News/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar