Women wearing traditional dress in Pyongyang, North Korea.
Korea Utara kemungkinan akan mengalami "krisis keamanan pangan menyeluruh" di tengah gelombang panas yang telah menghancurkan ladang beras, jagung dan tanaman lainnya, Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) telah memperingatkan.
Jaringan bantuan bencana terbesar di dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Jenewa pada hari Jumat (10/8) bahwa sanksi internasional yang dikenakan pada Korea Utara atas program rudal dan nuklirnya telah memperburuk situasi yang mengkhawatirkan.
PBB memberlakukan sanksi terberatnya terhadap Korea Utara setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik baru pada Juli tahun lalu dan kemudian melakukan uji coba nuklir paling kuat pada September 2017. Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) juga telah memberlakukan sanksi, larangan sepihak terhadap Pyongyang.
Menurut IFRC, Korea Utara belum melihat setetes hujan sejak awal Juli ketika suhu melonjak hingga rata-rata 39 derajat Celcius (102 Fahrenheit) di seluruh negeri. Curah hujan berikutnya diharapkan pada pertengahan Agustus.
Pernyataan itu lebih lanjut mengatakan bahwa populasi 25 juta sudah stres dan rentan dengan kekurangan gizi di antara anak-anak yang bisa memburuk, menghambat pertumbuhan mereka.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar