Sikap Partai Bulan Bintang (PBB) yang masih berada di posisi netral dalam Pilpres 2019 bukan berarti tidak nurut dengan ulama.
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra justru menyebut bahwa sikap itu diambil karena PBB manut dengan ulama, yang tiga minggu lalu menggelar ijtima di Hotel Peninsula, Jakarta.
“Lha, kami ini Partai Islam. Kalau tidak manut sama ulama, manut sama siapa lagi? Masa kami manut sama orang yang teriak-teriak di medsos yang tdk jelas juntrungannya,” kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/8).
Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama telah merekomendasikan dua nama calon wakil presiden untuk mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Kedua nama itu adalah pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim segaf Al Jufrie.
Namun, partai-partai yang bergabung dalam koalisi keumatan justru tidak menggubris ijtima tersebut. Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN justru memilih seorang saudagar kaya raya yang sedang menjabat Wagub DKI, Sandiaga Uno.
“Karena yang dipilih bukan ulama, ya PBB nunggu dulu, nunggu bagaimana petunjuk ulama yang berijtima di Hotel Peninsula itu. Kan mereka yang memutuskan,” imbuh Yusril.
Pakar hukum tata negara itu juga merasa kesal dengan kelompok-kelompok yang menyayangkan PBB netral di Pilpres 2019 dan tidak mengumumkan dukungan ke Prabowo-Sandi.
Bagi Yusril, PBB taat dan satu komando dengan ulama. Ketika pendapat ulama tidak dituruti, maka PBB tidak akan berkhianat.
“Malah ada yang menuduh saya mengkhianati komando para ulama. Lha, yang berkhianat tidak memilih pendamping Prabowo adalah seorang ulama, itu siapa? Memang saya?” tanya Yusril.
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar